Glosarium Sejarah Kelas X semester 1 bab 4 - 5
1. Agnostisisme : adalah suatu pandangan filosofis
bahwa suatu nilai kebenaran dari suatu klaim tertentu yang umumnya berkaitan
dengan teologi,
metafisika, keberadaan Tuhan, dewa, dan lainnya yang tidak dapat diketahui
dengan akal pikiran manusia yang terbatas.
2. Animism : animisme dari bahasa Latin "anima" atau "roh" adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh merupakan asas
kepercayaan agama yang mula-mula muncul di kalangan manusia primitif
3. Atheism : Adalah sebuah pandangan
filosofi yang tidak memercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi
ataupun penolakan terhadap teisme. Dalam pengertian yang paling luas, ia adalah
ketiadaan kepercayaan pada keberadaan dewa atau Tuhan
4. Balada : Kisah sentimental dan
romantis
5. Cerita
Panji : Cerita Panji ialah sebuah kumpulan
cerita yang berasal dari Jawa periode klasik, tepatnya dari era Kerajaan Kadiri.
Isinya adalah mengenai kepahlawanan dan cinta yang berpusat pada dua orang
tokoh utamanya, yaitu Raden Inu Kertapati (atau Panji Asmarabangun) dan Dewi
Sekartaji (atau Galuh Candrakirana). Cerita ini mempunyai banyak versi, dan
telah menyebar di beberapa tempat di Nusantara
(Jawa, Bali , Kalimantan, Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar dan Philipina.
6. Dinamisme : Istilah dinamisme berasal
dari kata dinamo artinya kekuatan. Dinamisme, adalah paham/kepercayaan bahwa
pada benda-benda tertentu baik benda hidup atau mati bahkan juga benda-benda ciptaan (seperti tombak dan keris) mempunyai kekuatan gaib dan dianggap bersifat suci.
7. Dokumen : Bentuk rekaman tertulis,
yaitu surat berharga tertulis atau tercetak yang dapat digunakan sebagai bukti
atau keterangan
8. Dolmen : Dolmen adalah sebuah
meja yang terbuat dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan
saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan
mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki
mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Hal ini menunjukan
kalau masyarakat pada masa itu meyakini akan adanya sebuah hubungan antara yang
sudah meninggal dengan yang masih hidup, mereka percaya bahwa apabila terjadi
hubungan yang baik akan menghasilkan keharmonisan dan keselarasan bagi kedua
belah pihak.
9. Dongeng : Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif
dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang
mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng
juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang
kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Terkadang
kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi,
tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan.
Kisah dongeng yang sering diangkat menjadi saduran dari kebanyakan sastrawan
dan penerbit, lalu dimodifikasi menjadi dongeng modern. Salah satu dongeng yang
sampai saat ini masih diminati anak-anak ialah kisah 1001 malam dengan tokohnya
bernama Abunawas. Sekarang kisah asli dari dongeng tersebut hanya diambil
sebagian-sebagian, kemudian dimodifikasi dan ditambah, bahkan ada yang diganti
sehingga melenceng jauh dari kisah dongeng aslinya, kisah aslinya seakan telah
ditelan zaman.Sedangkan cerita yang berisi tokoh para hewan disebut dengan
fabel.
10. Epos : Kisah
wiracarita kepahlawanan. atau disebut pula epos adalah sejenis
karya sastra tradisional yang menceritakan kisah kepahlawanan (wira
berarti pahlawan dan carita adalah cerita/kisah). Epos ini seringkali
dinyatakan dalam bentuk syair. Beberapa contoh epos terkenal adalah Ramayana,
Mahabharata, Illiad, Odysseus, La Chanson de Roland, La Galigo dan Hikayat hang
Tuah.
11. Fabel ( Inggris : Fable ) Dongeng
binatang , adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku
menyerupai manusia. Cerita tersebut tidak mungkin kisah nyata. Fabel adalah
cerita fiksi, maksudnya khayalan belaka ( fantasi ). Kadang fabel memasukkan
karakter minoritas berupa manusia
12. Folklore : Folklor adalah
pengidonesiaan dari kata Inggris Folklore yang baerasal dari dua kata yaitu
Folk dan Lore. Folklor meliputi legenda musik, sejarah lisan,
pepatah, lelucon, takhayul, dongeng dan kebiasaan yang menjadi tradisi dalam
suatu budaya, subkultur atau kelompok. Folklor juga merupakan serangkaian
praktik yang menjadi sarana penyebaran berbagai tradisi budaya. Bidang studi
yang mempelajari folklor disebut folkoristika. Folklor berkaitan erat dengan
mitologi.
13. Garebeg : upacara ritual Garebeg
adalah upacara karaton dimana Ratu memberikan sesaji gunungan dengan memohon
berkah Gusti Allah untuk keselamatan dan kemakmuran negeri, kerajaan/karaton
dan seluruh rakyatnya. Kraton Jogjakarta dan Surakarta menyelenggarakan prosesi
Garebeg, tiga kali dalam setahun. Sekedar informasi
Tahun 2011 sama dengan Tahun BE Jawa 1944
Garebeg Mulud yang diadakan pada tanggal 12 Mulud,
pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW Garebeg Sawal
yang diadakan pada tanggal 1 Sawal, setelah bulan puasa. Garebeg
Besar yang diselenggarakan pada tanggal 10 Besar,
pada hari raya Idul Adha Kata”garebeg” itu sendiri berarti mengawal ratu atau
pejabat tinggi karaton untuk menerima pisowanan / audiensi
dari keluarga maupun pegawainya selama Upacara Garebeg. Upacara Garebeg yang
terbesar adalah Garebeg Mulud pada tahun Jawa Dal. Seperti diketahui Kalender
Jawa mengenal adanya 8/delapan tahun yang berputar ,yaitu : Tahun Alip,
Ehe, Jimawal, Je,
Dal, Be, Wawu dan Jimakir.
14. Hagiografi : Hagiografi berasal dari Bahasa Yunani
dan artinya adalah karya biografi yang isinya menguduskan tokohnya. Dalam konteks agama Kristen dan terutama Katolik
artinya adalah kehidupan para Santo dan Santa. Dalam agama Islam adalah kehidupan para Wali / Sunan
15. Kalsedon : Semua batu yang terdiri
dari microcrystalline atau cryptocrystalline dalam berbagai batu kuarsa disebut batu kalsedon (yang artinya jika tanpa bantuan mikroskop,
kristal-kristal kuarsa yang tersusun amat rapat di dalamnya akan teralu kecil
untuk dilihat oleh mata telanjang). Termasuk mineral yang keras, nilai kerasnya
6.5-7 dalam daftar keras Mohs dan batu kalsedon warnanya seperti diselimuti
kabut, sehingga kusam atau buram cahayanya. Tidak seperti batu-batu kuarsa
lainnya yang seperti kristal. Batu kalsedon banyak berlubang-lubang lembut,
sehingga gampang untuk diberi warna-warna khusus dalam batu tersebut. Batu
kalsedon tertentu akan mengkilau dari dalam setelah dipoles secara teratur.
Batu kalsedon terdapat di berbagai tempat di seluruh dunia dan warnanya
bermacam-macam dari abu-abu, putih, hitam, oranye, coklat, kuning,
coklat-kemerahan, hijau muda sampai hijau tua, lavender, biru dan ada juga yang
campur-campur seperti batu akik (agaat) atau jasper. Warna yang paling banyak
ditemui dari batu kalsedon adalah warna putih sampai abu-abu, biru-keabu-abuan
dan colat terang sampai coklat gelap.
16. Kasodo : Upacara Yadnya Kasada
atau Kasodo ini merupakan ritual yang dilakukan setahun sekali untuk
menghormati Gunung Brahma (Bromo) yang dianggap suci oleh penduduk suku
Tengger. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung
Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara ini diadakan pada
tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15
di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
Kisah Kakawin Bharatayuda
kemudian diadaptasi ke dalam bahasa Jawa Baru dengan judul Serat Bharatayuda oleh pujangga Yasadipura I pada zaman Kasunanan Surakarta. Di Yogyakarta,
cerita Baratayuda ditulis ulang dengan judul Serat Purwakandha pada masa
pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwana V.
Penulisannya dimulai pada 29 Oktober 1847
hingga 30 Juli 1847.
17. Kitab
Baratayuda : Istilah Baratayuda
berasal dari kata Bharatayuda (Perang Bharata ),
yaitu judul sebuah naskah kakawin berbahasa Jawa Kuna yang ditulis pada
tahun 1157 oleh Mpu Sedah atas perintah Maharaja Jayabhaya,
raja Kerajaan Kadiri. Sebenarnya kitab
baratayuda yang ditulis pada masa Kediri itu untuk simbolisme keadaan perang
saudara antara Kerajaan Kediri dan Jenggala yang sama sama keturunan Raja
Erlangga . Keadaan perang saudara itu digambarkan seolah-olah seperti yang
tertulis dalam Kitab Mahabarata karya Vyasa yaitu perang antara Pandawa dan
Kurawa yang sebenarnya juga keturunan Vyasa sang penulis
18. Kitab : Bentuk rekaman
tertulis, adalah sebuah karya sastra para pujangga yang dapat dijadikan
petunjuk untuk menyingkap suatu peristiwa sejarah
19. Langendriyan : Langendriyan adalah tradisi
Jawa; sebuah seni drama tari. Dipentaskan dengan menggabungkan bunyi, narasi,
gerakdan mimik muka. Langendriyan ini sangat jarang dipentaskan; salah satunya
dikarenakan tuntutan peran peraga yang tidak hanya harus luwes menari,
namun juga harus bisa melagukan dialog (antawecana) secara spesifik nembang Macapat
Tengahan serta kuat dalam penghayatan tokoh. Sangat sulit.. Versi Kasunanan
Surakarta diceritakan bahwa tradisi ini bermula dari tradisi 'ura-ura'
atau menembang yang dilakukan oleh buruh batik di perusahaan batik milik
Godlieb di daerah Pasar Pon, Solo, pada masa Mangkunegoro IV (1853-1881) oleh
Raden Mas Haria Tandakusuma, menantunya. Sedangkan menurut Kasultanan
Yogyakarta Langendriyan ini diciptakan oleh Raden Tumenggung Purwaduningrat dan
KGPAA Mangkubumi, putera Sri Sultan Hamengkubuwono VI (1876).
20. Mite
/ mitos : adalah kisah suci yang biasanya
menjelaskan bagaimana dunia maupun manusia dapat terbentuk seperti sekarang
ini,
meskipun, dalam pengertian yang sangat luas, istilah tersebut dapat mengacu kepada cerita tradisional.
21. Mitologi : Istilah mitologi berasal dari bahasa Yunani mythología yang terdiri dari dua kata, yaitu mýthos dan lógos. mýthos berarti kisah atau
legenda, sedangkan lógos berarti penuturan.
Istilah tersebut telah dipakai sejak abad ke-15,
dan kurang lebih berati ilmu yang menjelaskan tentang mitos.
Di masa sekarang, mitologi menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (1997) adalah ilmu tentang bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan makhluk halus di suatu kebudayaan.
Menurut pakarnya, mitos tidak boleh disamakan dengan fabel, legenda, cerita rakyat, dongeng, anekdot atau kisah fiksi. Mitos dan agama
juga berbeda, namun menutupi beberapa aspek.
22. Monotheisme : Monoteisme berasal dari bahasa Yunani : Monon yang berarti Tunggal dan Theos yang berarti Tuhan, adalah kepercayaan bahwa Tuhan adalah satu / tunggal dan berkuasa penuh atas segala sesuatu.
3. Ngaben : Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah atau kremasi umat Hindu di Bali/ Acara Ngaben merupakan suatu ritual yang dilaksanakan guna mengirim jenasah kepada kehidupan mendatang. Jenasah diletakkan selayaknya sedang tidur, dan keluarga yang ditinggalkan akan senantiasa beranggapan demikian (tertidur). Tidak ada airmata, karena jenasah secara sementara waktu tidak ada dan akan menjalani reinkarnasa atau menemukan pengistirahatan terakhir di Moksha ( bebas dari roda kematian dan reinkarnasi ).
3. Ngaben : Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah atau kremasi umat Hindu di Bali/ Acara Ngaben merupakan suatu ritual yang dilaksanakan guna mengirim jenasah kepada kehidupan mendatang. Jenasah diletakkan selayaknya sedang tidur, dan keluarga yang ditinggalkan akan senantiasa beranggapan demikian (tertidur). Tidak ada airmata, karena jenasah secara sementara waktu tidak ada dan akan menjalani reinkarnasa atau menemukan pengistirahatan terakhir di Moksha ( bebas dari roda kematian dan reinkarnasi ).
24. Oral
tradition : Tradisi lisan, budaya lisan dan adat lisan adalah pesan atau kesaksian
yang disampaikan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Pesan atau kesaksian itu disampaikan melalui ucapan, pidato, nyanyian, dan
dapat berbentuk pantun, cerita rakyat, nasihat, balada, atau lagu. Pada cara
ini, maka mungkinlah suatu masyarakat dapat menyampaikan sejarah lisan, sastra
lisan, hokum lisan dan pengetahuan lainnya ke generasi penerusnya tanpa
melibatkan bahasa tulisan.
25. Prasasti :
Bentuk rekaman tertulis, termasuk data
primer, biasanya dibuat atas perintah raja dan bertujuan untuk mengabadikan
suatu peristiwa yang dialami oleh raja atau sebuah kerajaan
26. Primus
interpares : Primus Inter Pares =
Pemilihan pemimpin melalui musyawarah diantara sesamanya berdasarkan kelebihan
yang dimiliki baik secara fisik ataupun spiritual.
27. Sarkofagus : Sarkofagus adalah suatu tempat untuk menyimpan jenazah.
Sarkofagus umumnya dibuat dari batu. Kata "sarkofaus" berasal dari bahasa Yunani "sarx"daging") dan phagein, memakan"),
dengan demikian sarkofagus bermakna "memakan daging". Sarkofagus
sering disimpan di atas tanah oleh karena itu sarkofagus seringkali diukir,
dihias dan dibuat dengan teliti. Beberapa dibuat untuk dapat berdiri sendiri,
sebagai bagian dari sebuah makam atau beberapa makam sementara beberapa yang lain dimaksudkan untuk disimpan di ruang bawah tanah. Di Mesir Kuno,
sarkofagus merupakan lapisan perlindungan bagi muni keluarga kerajaan dan kadang-kadang dipahat dengan alabaster
28. Sendratari : Seni Drama Tari
(Sendratari). Adalah drama atau cerita yang disajikan dalam bentuk
tarian tanpa adanya dialog, biasanya diiringi oleh musik (gamelan)
Sendratari pada hakekatnya adalah hasil kreativitas para seniman modern melalui pengolahan kembali elemen-elemen seni dan bentuk-bentuk kebudayaan yang sudah ada
Sendratari pada hakekatnya adalah hasil kreativitas para seniman modern melalui pengolahan kembali elemen-elemen seni dan bentuk-bentuk kebudayaan yang sudah ada
29. Teknik
a cire perdue : Teknik cetak lilin (
membuat model dari lilin, dibungkus dengan clay / tanah liat dan dibakar, baru
kemudian rongga yang ada dipakai untuk mencetak benda logam
30. Teknik
Bivalve : Teknik Bivalve ( Setangkup )
Teknik ini menggunakan 2 cetakkan yang dirapatkan. Cetakan terbuat dari tanah liat yang dikeringkan,dibakar, dan diberi lubang yang berfungsi untuk memasukkan cairan logam. Setelah cairan logam dingin, cetakkan dibuka. Cetakan ini dapat dipergunakan berkali-kali.
Teknik ini menggunakan 2 cetakkan yang dirapatkan. Cetakan terbuat dari tanah liat yang dikeringkan,dibakar, dan diberi lubang yang berfungsi untuk memasukkan cairan logam. Setelah cairan logam dingin, cetakkan dibuka. Cetakan ini dapat dipergunakan berkali-kali.
31. Totemisme : Totemisme adalah
kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja karena memiliki
kekuatan supranatural. Antara lain sapi, ular, dan harimau.
32. Upacara
labuhan : upacara Labuhan adalah upacara mengirimkan
sesaji ke tempat-tempat yang dianggap keramat dengan maksud sebagai penolak
bala untuk keselamatan masyarakat. Upacara ini merupakan adat turun-temurun
sejak masa pemerintahan Panembahan Senopati memegang kekuasaan di Mataram.
Beliau adalah seorang raja yang sakti dan gemar bertapa. Dengan kesaktiannya, ia
dapat melindungi masyarakat.
33. Upacara
Opera Sanga : Pemujaan terhadap matahari,
bulan dan bintang. Terdapat di daerah Sumba ( hubungannya dengan pengetahuan
Astronomi )
34. Waruga : kubur atau makam leluhur orang Minahasa yang terbuat dari batu
dan terdiri dari dua bagian. Bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan rumah dan bagian bawah berbentuk kotak yang bagian tengahnya
ada ruang.
35. Wiracarita : disebut pula epos adalah sejenis karya sastra
tradisional yang menceritakan kisah kepahlawanan (wira berarti pahlawan
dan carita adalah cerita / kisah). Epos ini seringkali dinyatakan dalam
bentuk syair. Beberapa contoh epos terkenal adalah Ramayana, Mahabharata, Illiad, Odysseus, La Chanson de Roland, La Galigo dan Hikayat Hang Tuah.
36. Sekaten
atau upacara Sekaten (berasal dari kata Syahadatain atau dua kalimat syahadat adalah acara peringatan
ulang tahun nabi Muhammad SAW yang diadakan pada tiap tanggal 5 bulan Jawa
Mulud ( Rabiul awal tahun Hijrah) di alun-alun utara Surakarta dan Yogyakarta. Upacara
ini dulunya dipakai oleh Sultan Hamengkubuwana I, pendiri Keraton Yogyakarta untuk
mengundang masyarakat mengikuti dan memeluk agama Islam. Pada hari pertama,
upacara diawali saat malam hari dengan iring-iringan abdi Dalem (punggawa
kraton) bersama-sama dengan dua set gamelan Jawa: Kyai Nogowilogo dan Kyai
Gunturmadu. Iring-iringan ini bermula dari pendopo Ponconiti menuju masjid
Agung di alun-alun utara dengan dikawal oleh prajurit Kraton. Kyai Nogowilogo
akan menempati sisi utara dari masjid Agung, sementara Kyai Gunturmadu akan
berada di Pagongan sebelah selatan masjid. Kedua set gamelan ini akan dimainkan
secara bersamaan sampai dengan tanggal 11 bulan Mulud selama 7 hari
berturut-turut. Pada malam hari terakhir, kedua gamelan ini akan dibawa pulang
ke dalam Kraton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar