Standar Kompetensi : Menganalisis perjalanan bangsa
Indonesia pada masa negara-negara
tradisional.
Kompetensi Dasar :
1.1.Menganalisis
pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Hindu- Buddha terhadap masyarakati berbagai daerah di Indonesia.
1.2.Menganalisis
perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
1.3.Menganalisis
pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia
1.4.Menganalisis perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan-kerajaan Islam
di Indonesia.
1.5.Menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal, Hindu-Buddha, dan
Islam di Indonesia,
1.
PROSES MASUK AGAMA HINDU-BUDHA
Bagaimana dengan persiapan
Anda untuk mempelajari materi ajar ini? Mudah-mudahan Anda benar-benar siap,
agar kesuksesan dapat Anda raih.
Seperti yang telah Anda
ketahui melalui pendahuluan, bahwa agama Hindu- Budha berasal dari India,
kemudian menyebar ke Asia Timur. Asia Tenggara termasuk Indonesia. Timbul suatu
pertanyaan bagaimana proses masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia? Dan
bagaimana pengaruhnya terhadap kebudayaan Indonesia? Untuk mengetahui jawaban
tersebut, silakan Anda pelajari uraian materi berikut ini!
Proses Masuknya Agama Hindu
dan Budha ke Indonesia
Indonesia sebagai negara
kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia
dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah
persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.
Untuk lebih jelasnya,
silahkan Anda amati gambar peta jaringan perdagangan laut Asia Tenggara berikut
ini:
Awal abad Masehi, jalur
perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapi beralih
kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India
melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam
perdagangan tersebut.
Akibat hubungan dagang
tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia dengan India, dan
Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya
budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia.
Mengenai siapa yang membawa
atau menyebarkan agama Hindu – Budha ke Indonesia, tidak dapat diketahui secara
pasti, walaupun demikian para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya
agama Hindu – Budha atau kebudayaan India ke Indonesia.
A.Hipotesa
Untuk penyiaran Agama Hindu
ke Indonesia, terdapat beberapa pendapat/hipotesa yang membawa agama yaitu
antara lain:
- Hipotesis Ksatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 – 5 M, maka prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaan di Indonesia.
- Hipotesis Waisya, diutarakan oleh Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.
- Hipotesis Brahmana, diutarakan oleh J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
- Hipotesis Sudra, diutarakan Von van Faber mengungkapkan bahwa peperangan yang tejadi di India telah menyebabkan golongan sudra menjadi orang buangan. Mereka kemudian meninggalkan India dengan mengikuti kaum waisya. Dengan jumlah yang besar, diduga golongan sudralah yang memberi andil dalam penyebaran budaya Hindu ke Nusantara.
- Hipotesis Arus Balik, dikemukakan oleh FD. K. Bosh. Hipotesis ini menekankan peranan bangsa Indonesia dalam proses penyebaran kebudayaan Hindu dan Budha di Indonesia. Menurutnya penyebaran budaya India di Indonesia dilakukan oleh para cendikiawan atau golongan terdidik.
Pada dasarnya kelima teori
tersebut memiliki kelemahan yaitu karena golongan ksatria dan waisya tidak
mengusai bahasa Sansekerta. Sedangkan bahasa Sansekerta adalah bahasa sastra
tertinggi yang dipakai dalam kitab suci Weda. Dan golongan Brahmana walaupun
menguasai bahasa Sansekerta tetapi menurut kepercayaan Hindu kolot tidak boleh
menyebrangi laut. Indonesia dalam proses penyebaran kebudayaan Hindu dan Budha
di Indonesia, dilakukan oleh para cendikiawan atau golongan terdidik. Dalam
penyebaran budayanya melakukan proses penyebaran yang terjadi dalam dua tahap
yaitu sebagai berikut:
Pertama, proses penyebaran
di lakukan oleh golongan pendeta Budha atau para biksu, yang menyebarkan agama
Budha ke Asia termasuk Indonesia melalui jalur dagang, sehingga di Indonesia
terbentuk masyarakat Sangha, dan selanjutnya orang-orang Indonesia yang sudah
menjadi biksu, berusaha belajar agama Budha di India. Sekembalinya dari India
mereka membawa kitab suci, bahasa sansekerta, kemampuan menulis serta
kesan-kesan mengenai kebudayaan India. Dengan demikian peran aktif penyebaran
budaya India, tidak hanya orang India tetapi juga orang-orang Indonesia yaitu
para biksu Indonesia tersebut. Hal ini dibuktikan melalui karya seni Indonesia
yang sudah mendapat pengaruh India masih menunjukan ciri-ciri Indonesia.
Kedua, proses penyebaran
kedua dilakukan oleh golongan Brahmana terutama aliran Saiva-siddharta. Menurut
aliran ini seseorang yang dicalonkan untuk menduduki golongan Brahmana harus
mempelajari kitab agama Hindu bertahun-tahun sampai dapat ditasbihkan menjadi
Brahmana. Setelah ditasbihkan, ia dianggap telah disucikan oleh Siva dan dapat
melakukan upacara Vratyastome / penyucian diri untuk menghindukan seseorang
Jadi hubungan dagang telah
menyebabkan terjadinya proses masuknya penganut Hindu – Budha ke Indonesia.
Beberapa hipotesis di atas menunjukan bahwa masuknya pengaruh Hindu – Budha
merupakan satu proses tersendiri yang terpisah namun tetap di dukung oleh
proses perdagangan.
Untuk agama Budha diduga
adanya misi penyiar agama Budha yang disebut dengan Dharmaduta, dan
diperkirakan abad 2 Masehi agama Budha masuk ke Indonesia. Hal ini dibuktikan
dengan adanya penemuan arca Budha yang terbuat dari perunggu diberbagai daerah
di Indonesia antara lain
1.
Sempaga
(Sulsel), Jember (Jatim),
2.
Bukit
Siguntang (Sumsel). Dilihat ciri-cirinya, arca tersebut berasal dari langgam
Amarawati (India Selatan) dari abad 2 – 5 Masehi.
Dan di
samping itu juga ditemukan arca perunggu berlanggam Gandhara (India Utara) di
Kota Bangun, Kutai (Kaltim).
Ajaran Agama
1.
Agama
Hindu
Agama Hindu berkembang di India pada ± tahun 1500 SM. Sumber ajaran Hindu terdapat dalam kitab sucinya yaitu Weda. Kitab Weda terdiri atas 4 Samhita atau “himpunan” yaitu:
1) Reg Weda, berisi syair puji-pujian kepada para dewa.
2) Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci.
3) Yajur Weda, berisi mantera-mantera untuk upacara keselamatan.
4) Atharwa Weda, berisi doa-doa untuk penyembuhan penyakit.
Agama Hindu berkembang di India pada ± tahun 1500 SM. Sumber ajaran Hindu terdapat dalam kitab sucinya yaitu Weda. Kitab Weda terdiri atas 4 Samhita atau “himpunan” yaitu:
1) Reg Weda, berisi syair puji-pujian kepada para dewa.
2) Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci.
3) Yajur Weda, berisi mantera-mantera untuk upacara keselamatan.
4) Atharwa Weda, berisi doa-doa untuk penyembuhan penyakit.
Di samping
kitab Weda, umat Hindu juga memiliki kitab suci lainnya yaitu::
1.
Kitab Brahmana, berisi ajaran tentang hal-hal
sesaji.
2.
Kitab
Upanishad, berisi ajaran ketuhanan dan makna hidup.
Agama
Hindu menganut polytheisme (menyembah banyak dewa), diantaranya Trimurti
atau “Kesatuan Tiga Dewa Tertinggi” yaitu:
1) Dewa Brahmana, sebagai dewa pencipta.
2) Dewa Wisnu, sebagai dewa pemelihara dan pelindung.
3) Dewa Siwa, sebagai dewa perusak.
1) Dewa Brahmana, sebagai dewa pencipta.
2) Dewa Wisnu, sebagai dewa pemelihara dan pelindung.
3) Dewa Siwa, sebagai dewa perusak.
Selain
Dewa Trimurti, ada pula dewa yang banyak dipuja yaitu Dewa Indra pembawa hujan
yang sangat penting untuk pertanian, serta Dewa Agni (api) yang berguna untuk
memasak dan upacara-upacara keagamaan. Menurut agama Hindu masyarakat dibedakan
menjadi 4 tingkatan atau kasta yang disebut Caturwarna yaitu:
1.
Kasta
Brahmana, terdiri dari para pendeta
2.
Kasta
Ksatria, terdiri dari raja, keluarga raja, dan bangsawan.
3.
Kasta
Waisya, terdiri dari para pedagang, dan buruh menengah.
4.
Kasta
Sudra, terdiri dari para petani, buruh kecil, dan budak.
Selain 4
kasta tersebut terdapat pula golongan pharia atau candala, yaitu orang di luar
kasta yang telah melanggar aturan-aturan kasta.
Orang-orang
Hindu memilih tempat yang dianggap suci misalnya, Benares sebagai tempat
bersemayamnya Dewa Siwa serta Sungai Gangga yang airnya dapat mensucikan dosa
umat Hindu, sehingga bisa mencapai puncak nirwana.
2.
Agama
Buddha
Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama di India pada tahun ± 531 SM. Ayahnya seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya. Buddha artinya orang yang telah sadar dan ingin melepaskan diri dari samsara.
Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama di India pada tahun ± 531 SM. Ayahnya seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya. Buddha artinya orang yang telah sadar dan ingin melepaskan diri dari samsara.
Kitab suci
agama Buddha yaitu Tripittaka artinya “Tiga Keranjang” yang ditulis dengan
bahasa Poli. Adapun yang dimaksud dengan Tiga Keranjang adalah:
1.
Winayapittaka
: Berisi peraturan-peraturan dan hukum yang harus
dijalankan oleh umat Buddha.
dijalankan oleh umat Buddha.
2.
Sutrantapittaka
: Berisi wejangan-wejangan atau ajaran dari sang
Buddha.
Buddha.
3.
Abhidarmapittaka
: Berisi penjelasan tentang soal-soal keagamaan.
Pemeluk
Buddha wajib melaksanakan Tri Dharma atau “Tiga Kebaktian” yaitu
1.
Buddha yaitu
berbakti kepada Buddha.
2.
Dharma
yaitu berbakti kepada ajaran-ajaran Buddha.
3.
Sangga
yaitu berbakti kepada pemeluk-pemeluk Buddha.
Disamping
itu agar orang dapat mencapai nirwana harus mengikuti 8 (delapan) jalan
kebenaran atau Astavidha yaitu:
1.
Pandangan
yang benar.
2.
Niat yang
benar.
3.
Perkataan
yang benar.
4.
Perbuatan
yang benar.
5.
Penghidupan
yang benar.
6.
Usaha yang
benar.
7.
Perhatian
yang benar
8.
Bersemedi
yang benar.
Karena
munculnya berbagai penafsiran dari ajaran Buddha, akhirnya menumbuhkan dua aliran
dalam agama Buddha yaitu:
1.
Buddha
Hinayana, yaitu setiap orang dapat mencapai nirwana atas usahanya
sendiri.
2.
Buddha
Mahayana, yaitu orang dapat mencapai nirwana dengan usaha bersama dan
saling membantu.
Pemeluk
Buddha juga memiliki tempat-tempat yang dianggap suci dan keramat yaitu:
1.
Kapilawastu,
yaitu tempat lahirnya Sang Buddha.
2.
Bodh Gaya,
yaitu tempat Sang Buddha bersemedi dan memperoleh Bodhi.
3.
Sarnath/
Benares, yaitu tempat Sang Buddha mengajarkan ajarannya pertama kali.
4.
Kusinagara,
yaitu tempat wafatnya Sang Buddha.
Sumber : Historia Magistra dan berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar