Jumat, 08 Agustus 2014

Kegiatan 1 Bab 1 Proses masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindhu dan Budha di Indonesia


Standar Kompetensi :  Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional.
Kompetensi Dasar    : 
1.1.Menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Hindu- Buddha terhadap masyarakati berbagai daerah di Indonesia.
1.2.Menganalisis perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Buddha  di Indonesia
1.3.Menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia
1.4.Menganalisis perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
1.5.Menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia,

1.      PROSES MASUK AGAMA HINDU-BUDHA
Bagaimana dengan persiapan Anda untuk mempelajari materi ajar ini? Mudah-mudahan Anda benar-benar siap, agar kesuksesan dapat Anda raih.
Seperti yang telah Anda ketahui melalui pendahuluan, bahwa agama Hindu- Budha berasal dari India, kemudian menyebar ke Asia Timur. Asia Tenggara termasuk Indonesia. Timbul suatu pertanyaan bagaimana proses masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia? Dan bagaimana pengaruhnya terhadap kebudayaan Indonesia? Untuk mengetahui jawaban tersebut, silakan Anda pelajari uraian materi berikut ini!
Proses Masuknya Agama Hindu dan Budha ke Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.
Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda amati gambar peta jaringan perdagangan laut Asia Tenggara berikut ini:

                        
   Gambar  Peta  laut Asia Tenggara

Awal abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapi beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut.
Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia.
Mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama Hindu – Budha ke Indonesia, tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun demikian para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya agama Hindu – Budha atau kebudayaan India ke Indonesia.
A.Hipotesa
Untuk penyiaran Agama Hindu ke Indonesia, terdapat beberapa pendapat/hipotesa yang membawa agama yaitu antara lain:
  1. Hipotesis Ksatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 – 5 M, maka prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaan di Indonesia.
  2. Hipotesis Waisya, diutarakan oleh Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.
  3. Hipotesis Brahmana, diutarakan oleh J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
  4. Hipotesis Sudra, diutarakan Von van Faber mengungkapkan bahwa peperangan yang tejadi di India telah menyebabkan golongan sudra menjadi orang buangan. Mereka kemudian meninggalkan India dengan mengikuti kaum waisya. Dengan jumlah yang besar, diduga golongan sudralah yang memberi andil dalam penyebaran budaya Hindu ke Nusantara.
  5. Hipotesis Arus Balik, dikemukakan oleh FD. K. Bosh. Hipotesis ini menekankan peranan bangsa Indonesia dalam proses penyebaran kebudayaan Hindu dan Budha di Indonesia. Menurutnya penyebaran budaya India di Indonesia dilakukan oleh para cendikiawan atau golongan terdidik.
Pada dasarnya kelima teori tersebut memiliki kelemahan yaitu karena golongan ksatria dan waisya tidak mengusai bahasa Sansekerta. Sedangkan bahasa Sansekerta adalah bahasa sastra tertinggi yang dipakai dalam kitab suci Weda. Dan golongan Brahmana walaupun menguasai bahasa Sansekerta tetapi menurut kepercayaan Hindu kolot tidak boleh menyebrangi laut. Indonesia dalam proses penyebaran kebudayaan Hindu dan Budha di Indonesia, dilakukan oleh para cendikiawan atau golongan terdidik. Dalam penyebaran budayanya melakukan proses penyebaran yang terjadi dalam dua tahap yaitu sebagai berikut:
Pertama, proses penyebaran di lakukan oleh golongan pendeta Budha atau para biksu, yang menyebarkan agama Budha ke Asia termasuk Indonesia melalui jalur dagang, sehingga di Indonesia terbentuk masyarakat Sangha, dan selanjutnya orang-orang Indonesia yang sudah menjadi biksu, berusaha belajar agama Budha di India. Sekembalinya dari India mereka membawa kitab suci, bahasa sansekerta, kemampuan menulis serta kesan-kesan mengenai kebudayaan India. Dengan demikian peran aktif penyebaran budaya India, tidak hanya orang India tetapi juga orang-orang Indonesia yaitu para biksu Indonesia tersebut. Hal ini dibuktikan melalui karya seni Indonesia yang sudah mendapat pengaruh India masih menunjukan ciri-ciri Indonesia.
Kedua, proses penyebaran kedua dilakukan oleh golongan Brahmana terutama aliran Saiva-siddharta. Menurut aliran ini seseorang yang dicalonkan untuk menduduki golongan Brahmana harus mempelajari kitab agama Hindu bertahun-tahun sampai dapat ditasbihkan menjadi Brahmana. Setelah ditasbihkan, ia dianggap telah disucikan oleh Siva dan dapat melakukan upacara Vratyastome / penyucian diri untuk menghindukan seseorang
Jadi hubungan dagang telah menyebabkan terjadinya proses masuknya penganut Hindu – Budha ke Indonesia. Beberapa hipotesis di atas menunjukan bahwa masuknya pengaruh Hindu – Budha merupakan satu proses tersendiri yang terpisah namun tetap di dukung oleh proses perdagangan.
Untuk agama Budha diduga adanya misi penyiar agama Budha yang disebut dengan Dharmaduta, dan diperkirakan abad 2 Masehi agama Budha masuk ke Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan arca Budha yang terbuat dari perunggu diberbagai daerah di Indonesia antara lain
1.      Sempaga (Sulsel), Jember (Jatim),
2.      Bukit Siguntang (Sumsel). Dilihat ciri-cirinya, arca tersebut berasal dari langgam Amarawati (India Selatan) dari abad 2 – 5 Masehi.
Dan di samping itu juga ditemukan arca perunggu berlanggam Gandhara (India Utara) di Kota Bangun, Kutai (Kaltim).
Ajaran Agama
1.       Agama Hindu
 Agama Hindu berkembang di India pada ± tahun 1500 SM. Sumber ajaran Hindu  terdapat dalam kitab sucinya yaitu Weda. Kitab Weda terdiri atas 4 Samhita atau “himpunan” yaitu:
1) Reg Weda, berisi syair puji-pujian kepada para dewa.
2) Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci.
3) Yajur Weda, berisi mantera-mantera untuk upacara keselamatan.
4) Atharwa Weda, berisi doa-doa untuk penyembuhan penyakit.
Di samping kitab Weda, umat Hindu juga memiliki kitab suci lainnya yaitu::
1.       Kitab Brahmana, berisi ajaran tentang hal-hal sesaji.
2.      Kitab Upanishad, berisi ajaran ketuhanan dan makna hidup.
Agama Hindu menganut polytheisme (menyembah banyak dewa), diantaranya Trimurti  atau “Kesatuan Tiga Dewa Tertinggi” yaitu:
   1) Dewa Brahmana, sebagai dewa pencipta.
   2) Dewa Wisnu, sebagai dewa pemelihara dan pelindung.
   3) Dewa Siwa, sebagai dewa perusak.
Selain Dewa Trimurti, ada pula dewa yang banyak dipuja yaitu Dewa Indra pembawa hujan yang sangat penting untuk pertanian, serta Dewa Agni (api) yang berguna untuk memasak dan upacara-upacara keagamaan. Menurut agama Hindu masyarakat dibedakan menjadi 4 tingkatan atau kasta yang disebut Caturwarna yaitu:
1.      Kasta Brahmana, terdiri dari para pendeta
2.      Kasta Ksatria, terdiri dari raja, keluarga raja, dan bangsawan.
3.      Kasta Waisya, terdiri dari para pedagang, dan buruh menengah.
4.      Kasta Sudra, terdiri dari para petani, buruh kecil, dan budak.
Selain 4 kasta tersebut terdapat pula golongan pharia atau candala, yaitu orang di luar kasta yang telah melanggar aturan-aturan kasta.
Orang-orang Hindu memilih tempat yang dianggap suci misalnya, Benares sebagai tempat bersemayamnya Dewa Siwa serta Sungai Gangga yang airnya dapat mensucikan dosa umat Hindu, sehingga bisa mencapai puncak nirwana.
2.      Agama Buddha
Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama di India pada tahun ± 531 SM. Ayahnya seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya. Buddha artinya orang yang telah sadar dan ingin melepaskan diri dari samsara.
Kitab suci agama Buddha yaitu Tripittaka artinya “Tiga Keranjang” yang ditulis dengan bahasa Poli. Adapun yang dimaksud dengan Tiga Keranjang adalah:
1.      Winayapittaka : Berisi peraturan-peraturan dan hukum yang harus
dijalankan oleh umat Buddha.
2.      Sutrantapittaka : Berisi wejangan-wejangan atau ajaran dari sang
Buddha.
3.      Abhidarmapittaka : Berisi penjelasan tentang soal-soal keagamaan.
Pemeluk Buddha wajib melaksanakan Tri Dharma atau “Tiga Kebaktian” yaitu
1.      Buddha yaitu berbakti kepada Buddha.
2.      Dharma yaitu berbakti kepada ajaran-ajaran Buddha.
3.      Sangga yaitu berbakti kepada pemeluk-pemeluk Buddha.
Disamping itu agar orang dapat mencapai nirwana harus mengikuti 8 (delapan) jalan kebenaran atau Astavidha yaitu:
1.      Pandangan yang benar.
2.      Niat yang benar.
3.      Perkataan yang benar.
4.      Perbuatan yang benar.
5.      Penghidupan yang benar.
6.      Usaha yang benar.
7.      Perhatian yang benar
8.      Bersemedi yang benar.
Karena munculnya berbagai penafsiran dari ajaran Buddha, akhirnya menumbuhkan dua aliran dalam agama Buddha yaitu:
1.      Buddha Hinayana, yaitu setiap orang dapat mencapai nirwana atas usahanya  sendiri.
2.      Buddha Mahayana, yaitu orang dapat mencapai nirwana dengan usaha bersama  dan saling    membantu.
Pemeluk Buddha juga memiliki tempat-tempat yang dianggap suci dan keramat yaitu:
1.      Kapilawastu, yaitu tempat lahirnya Sang Buddha.
2.      Bodh Gaya, yaitu tempat Sang Buddha bersemedi dan memperoleh Bodhi.
3.      Sarnath/ Benares, yaitu tempat Sang Buddha mengajarkan ajarannya pertama kali.
4.      Kusinagara, yaitu tempat wafatnya Sang Buddha.

Sumber : Historia Magistra dan berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar