Minggu, 27 Februari 2011

Sosiolog dan Masalah Masyarakat Kita



SOCIOLOGY SUMMIT 2011
Sosiolog dan Masalah Masyarakat Kita

Penulis: Indra | Editor: Latief
Senin, 28 Februari 2011 | 12:37 WIB


DEPOK, KOMPAS.com -
Sosiologi bukan hanya suatu ilmu yang diterapkan dalam kehidupan sosial, tetapi juga untuk menyelesaikan beragam masalah. Hal tersebut dikatakan sosiolog UI, Ganda Upaya, pada Simposium Sosiologi Nasional-Sociology Summit 2011 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (Fisip UI), Depok.

"Harus ada quality of mind dalam diri seorang sosiolog, apa itu masalah pribadi dan apa itu isu publik. Karena tugas sosiolog adalah membongkar relasi kekuasaan dan memberikan suara kepada mereka yang tidak bersuara," kata Ganda.

Ganda juga mengatakan, masyarakat jangan terpaku oleh pernyataan resmi, melainkan harus skeptis untuk membongkar struktur politik yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, lanjut dia, masyarakat harus tahu permasalahan-permasalahan mereka di kota seperti persoalan pendidikan dan lain-lainnya.

Menurutnya, isu publik sangat berkaitan dengan kebijakan pemerintah. Untuk itu, sosiolog harus ikut menyuarakan aspirasi mereka, membuat gerakan sosial, gerakan untuk memperbaiki kondisi di masyarakat. Hal itu karena sosiologi mempunyai komitmen dan keterikatan untuk memberikan suara pada mereka yang tidak bersuara.

Pembicara lainnya, Robertus Robert, mengatakan untuk mencapai Sustainable Life paling tepat adalah "life" itu sendiri yang menentukan ekonomi, bukan sebaliknya.

"Secara diam-diam kita tetap mengakui suatu dominasi, bahwa determinasi sosial kita didominasi oleh kepentingan ekonomi. Kalau yang kita mau capai sustainable life, maka 'life' yang harus menentukan ekonomi, bukan sebaliknya," ujar sosiolog dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu.

http://edukasi.kompas.com/read/2011/02/28/12371282/Sosiolog.dan.Masalah.Masyarakat.Kita


SIMPOSIUM
Fisip UI Gelar Sociology Summit 2011

Penulis: Indra | Editor: Latief
Senin, 28 Februari 2011 | 12:05 WIB


DEPOK, KOMPAS.com - Sociology Summit 2011 kembali diselenggarakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (Fisip UI), Depok, Senin (28/2/2011). Berlangsung selama tiga hari pada 28 Februari-2 Maret 2011, acara ini meliputi berbagai diskusi seminar dan festival seni.

Diberi tema Sociology for Sustainable Life, Sociology Summit 2011 digelar terdiri dari dua rangkaian acara, yaitu, Simposium Sosiologi Tingkat Nasional dan Social Urban Art Festival (SUAF). Simposium bertema Craft Urban Sustainable Lifestyle With (in) your Community itu dihadiri perwakilan mahasiswa dari puluhan universitas di seluruh Indonesia.

Fokus simposium itu diarahkan pada isu sustainable life dalam bidang pendidikan, perkotaan, serta pengembangan komunitas. Dibuka untuk umum, pembicara yang hadir dalam simposium itu antara lain Mahendra (Wakil Ketua Bappeda DKI Jakarta), Ganda Upaya dan Robertus Robert.

Sementara itu, SUAF yang bertema Be creative, Be sustain, dilaksanakan untuk mengajak khalayak kembali memperdebatkan tentang bagaimana karya seni berkaitan erat dengan kritik terhadap ruang kota. Karya seni sekaligus juga sebagai media efektif untuk mengintervensi gagasan mengenai suatu kota dan gaya hidup berkelanjutan dalam masyarakat.

Acara ini menghadirkan pembicara terkemuka seperti Ardi Yunanto (Ruangrupa/Redaktur Situs Karbounjournal.com), David I Sihombing (Garuda Youth Community), Marco Kusumawijaya (Arsitek & Budayawan), Dik Doank, dan lain-lain.

"Pada hari ini ada kepentingan dari kita semua, yaitu para komunitas sosiologi. Komunitas Sosiologi Indonesia adalah andalan bangsa," ucap Dekan Fisip UI Prof Bambang Shergi Laksmono saat memberikan sambutannya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Departemen Sosiologi FISIP UI Linda Darmajanti mengatakan tentang bagaimana bangsa ini bisa membangun masyarakat yang tersistem.

"Kita harus memulai sistem bermasyarakat dari diri kita sendiri," tambah Linda

http://edukasi.kompas.com/read/2011/02/28/12051864/Fisip.UI.Gelar.Sociology.Summit.2011.

Rabu, 23 Februari 2011

Hakekat dan ruang lingkup sejarah

Sejarah kelas X
Materi LKS Semester 1

BAB I
Hakekat dan ruang lingkup sejarah
A. Pengertian sejarah
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, syajarotun, yang berarti pohon.
Pohon yang dimaksud adalah pohon silsilah, atau bagan asal-usul keturunan yang menyerupai bentuk pohon.
Beberapa kerajaan di Indonesia di masa lalu diketahui memiliki bagan silsilah semacam itu. Saat itu “Sejarah” memfokuskan perhatian pada kehidupan seputar Istana atau disebut “Istana Sentris”. Karya “sejarah” yang dihasilkan umumnya berkisah secara kronologis tentang raja-raja , silsilah keluarganya, dan tindakan pemerintahan mereka. Kisah-kisah tersebut sebagian besar dibumbui mitos dan legenda. Di beberapa daerah di Indonesia kisah kisah semacam itu disebut dengan istilah yang berbeda-beda, seperti riwayat, hikayat, babad, kidung atau tambo
Dalam bagasa Inggris, sejarah disebut History, sebuah kata dari bahasa Yunani ISTORIA yang berarti ilmu atau atau dalam perkembangan selanjutnya diartikan sebagai pengkajian terhadap segala sesuatu mengenai manusia secara kronologis.
Dalam bahasa Jerman, kata Sejarah disebut Geschicte, yang artinya sesuatu yang telah terjadi.
Ada beberapa istilah lain yang setara dengan Sejarah atau History, seperti Annales, Chronika dan Commentarii. Ke tiganya digunakan untuk menamakan catatan peristiwa-peristiwa yang tersusun menurut waktu.
• Annales atau Annals ( Inggris ) ; Annalen ( Belanda ) ; L’annale ( Perancis ) dari kata annus yang berarti Tahun
• Chronika atau Cronicle ( Inggris ); Kroniek ( Belanda ) berasal dari kata Chronos yang berarti waktu
• Commentarii atau Commentary ( Inggris ) ; Komentaar ( Belanda ) ;
Commentair ( Perancis ) yang artinya tafsiran tentang hubungan yang dianggap ada antara peristiwa satu dengan peristiwa lain.
Pendapat beberapa ahli tentang Sejarah :
1. Herodotus :
Sejarawan dari Yunani yang juga sikenal sebagai “ BAPAK SEJARAH DUNIA” berpendapat bahwa Sejarah tidak berkembang kea rah depan dengan tujuan pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia.
2. Moh. Ali,
dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mengatakan bahwa sejarah adalah
a. Sejumlah perubahan, kejadian-kejadian, peristiwa dalam sekitar kita.
b. Sejumlah cerita perubahan, kejadian, peristiwa yang realita
c. Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahanm kejadian, perubahan, kejadian, peristiwa yang merupakan realitas tersebut.
3. Ibnu Khaldun,
dalam bukunya “Mukadimah” mengartikan Sejarah sebagai catatan tentang masyaralat umat manusia atau peradaban dunia dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu
4. W.J.S. Purwodarminto, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, mengatakan bahwa sejarah sebagai ….
a. Kesusastraan lama, silsilah, asal-usul
b. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau
c. Ilmu pengetahuan , cerita pelajaran tentang kejadian yang benar-benar terjadi
Dari uraian tersbut dapat disimpulkan bahwa Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua kejadian atau peristiwa pada masa lampau dalam kehidupan manusia.
B. Ciri-ciri utama sejarah
Sejarah merupakan suatu ilmu yang memiliki ciri-ciri khas dan cara berpikir yang berbeda dengan ilmu pengetahuan lain. Cara berpikir historis merupakan cara berpikir dalam ilmu sejarah.
Peristiwa sejarah memiliki ciri-ciri utama :
1. Abadi, karena peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa
2. Unik, karena peristiwa sejarah hanya terjadi sekali dan tidak pernah terulang untuk ke dua kalinya
3. Penting, karena peristiwa sejarah dapat dijadikan momentum dan dapat menentukan kehidupan orang banyak

Sejarah sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu dan Seni
Sejarah dalam makna obyektif adalah peristiwa atau kejadian, sedangkan dalam makna subyektif adalah cerita tentang peristiwa yang telah lalu. Cerita sejarah berbeda dengan cerita dalam sastra. Ada persyaratan ilmiah tertentu dalam penyusunan cerita sejarah, sehingga kebenaran cerita sejarah dapat dipertanggungjawabkan.
1. Sejarah sebagai peristiwa
Berbagai peristiwa atau kejadian yang menyangkut manusia berlangsung setiap saat secara kronologis di seluruh dunia. Setiap peristiwa yang telah terjadi dapat dikategorian dalam peristiwa sejarah. Sehingga yang dimaksud sejarah sebagai peristiwa adlah peristiwa atau kejadian yang telah terjadi, yang hanya sekali terjadi dan tidak mungkin diulangi lagi.
2. Sejarah sebagai kisah
Sejarah sebagai kisah adalah cerita atau kisah tentang suatu peristiwa yang telah terjadi. Beberapa peristiwa yang telah berlalu ternyata memiliki kesan yang mendalam, sehingga berusaha untuk diungkapkan kembali dalam bentuk cerita atau kisah. Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi meninggalkan jejak-jejak yang dapat dijadikan sumber untuk penelusuran kembali tentang bagaimana sesungguhnya peristiwa itu terjadi. Ada prosedur dan proses tertentu yang disebut metode sejarah yang harus dilalui dalam penyusunan kembali ( rekonstruksi ) sesuatu peristiwa sejarah sehingga kisah yang dihasilkan obyektif dan mendekati peristiwa yang sebenarnya.
3. Sejarah sebagai ilmu
Menurut York Powell, bahwa sejarah bukanlah sekedar suatu cerita yang indah, instruktif dan mengasyikkan, tetapi merupakan cabang ilmu pengetahuan.
Sejarah sebagai ilmu artinya sejarah ditempatkan sebagai pengetahuan tentang masa lampau yang disun secara sistematis dan memiliki metode pengkajian ilmiah untuk mendapatkan kebenaran.
Sejarah bisa dikatakan sebagai ilmu karena memenuhi syarat-syarat keilmuan, yaitu …
a. Ada masalah yang menjadi obyek
Dalam sejarah, yang menjaadi obyek kajian adalah kejadian-kejadian yang dialami manusia, di dalamnya terkandung hubungan sebab- akibat.
b. Terdapat suatu metode
Metode yang digunakan dalam sejarah adalah sejumlah langkah ilmiah untuk menguji kebenaran bukti-bukti sejarah / sumber-sumber sejarah
c. Tersusun secara sistematis
Untuk memenuhi standar keilmuan, maka cerita sejarah disusun secara sistematis dan kronologis berdasarkan urutan waktu kejadian.
d. Berdasarkan pemikiran yang rasional
Semua bukti dan sumber sejarah harus dikaji, diteliti dan dianalisis secara rasional / ilmiah dengan bantuan ilmui-ilmu yang mendukung.
e. Kebenaran yang obektif
Obyektivitas cerita sejarah dapat dilakukan dengan mengkaji dan menyusun cerita sesuai dengan kejadian yang ada, realitas sesuai fakta
4. Sejarah sebagai seni
Tokoh yang berpandangan kuat sejarah sebagai seni adalah George Macaully Travelyan. Dikatakan sejarah sebagai seni karena untuk menyusun cerita sejarah tidaklah mudah, perlu adanya kekuatan intuisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa dari sejarawan
a. Intuisi
Sejarawan dalam melakukan pengkajian mesti didukung oleh instink, ilham meskipun tidak terlepas dari data secara obyektif.
b. Imajinasi
Sejarawan perlu memiliki daya imajinasi yang diperlukan dalam menggambarkan peristiwa atau kejadian secara kompleks dan hidup, tetapi tetap bersandar pada obyektivitas.
c. Emosi
Sejarawan harus mampu menggamparkan suatu peristiswa-kejadian dengan hidup dan menarik, sehingga sejarawan harus melibatkan emosi / rasa dalam menyusun cerita seolah dirinya mengalami sendiri, tetapi tetap berpegang teguh pada obyektivitas
d. gaya bahasa
Gaya bahasa dalam penulisan sejarah diperlukan, tetapi bukan berarti bahwa karya sejarah itu bahasanya berbelit-belit atau berbunga-bunga, melainkan tetap lugas dan sistematis tetapi menarik untuk dibaca. Sebagai misal dalam penggunaan istilah ataupun idiom dapat disesuaikan dengan jamannya. Contoh : penggunaan kata ganyang, diamankan , terjang lawan dan sebagainya.
Tetapi bila dalam penulisan sejarah sebagai seni, sejarawan lupa pada batas-batas dan standar keilmuan sejarah, maka fungsi sejarah sebagai seni akan lemah, sebab akan kurang obyektif dan terlalu terbatas pada obyek-obyek yang ditulis.

Periodisasi, Kronologi, Kronik dan Historiografi dalam Sejarah
Periodisasi, Kronologi, Kronik dan Historiografi dalam Sejarah
1. Kronologi
Kronologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani, chronos = waktu dan logos = ilmu; sehingga secara harafiah kronologi berarti ilmu tentang waktu
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kronologi berarti urutan sesuai dengan waktu kejadian.
Dalam ilmu sejarah, kronologi adalah urutan penentuan waktu terjadinya suatu peristiwa. Penyusunan sejarah secara kronologi dapat menghindarkan terjadi kerancuan dalam pembabakan waktu sejarah.
2. Periodisasi
Periodisasi sejarah adalah pembabakan berdasarkan tingkat perkembangan masa dalam sejarah. Periodisasi dilakukan karena kurun waktu dalam sejarah sangat panjang, sehingga untuk memudahkan kajian sejarah maka disusunlah peristiwa-peristiwa sejarah yang berlangsung secara kronologis dalam periode-periode berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Periodisasi sejarah bermanfaat untuk mempermudah pemahaman sejarah
3. Kronik
Kronik adalah catatan kejadian atau peristiwa yang diurutkan sesuai waktu kejadian. Di Cina, kronik dapat ditemukan dalam sejarah dinasti Cina. Kronik berisi kumpulan tulisan tentang pejalanan seorang musyafir, pendeta atau pujangga.
4. Historiografi
Historiografi atau penulisan sejarah adalah merupakan puncak dari pengkajian dan penelitian secara akademis dan kritis dari suatu peristiwa sejarah. Historiografi diupayakan untuk seobyektif dan sedekat mungkin dengan kejadian yang sebenarnya.

KEGUNAAN SEJARAH
KEGUNAAN SEJARAH dalam kehidupan masyarakat
1. Edukatif
Dengan mempelajari sejarah kita akan menjadi bijaksana ( HISTORIA VITAE MAGISTRA ). Kejadian-kejadian di masa lalu yang diceritakan kembali oleh sejarah, dapat dijadikan pelajaran kepada kita di masa sekarang dan selanjutnya kita dapat merencanakan langkah yang lebih bjak dalam menghadapi masa depan.
2. Memberikan inspirasi
Dengan mempelajari kisah-kisah sejarah, kita dapat mengambil inspirasi berupa ide, sikap, tindakan, perilaku ketokohan dan sebagainya yang dapat membantu kita menyelesaikan masalah di masa sekarang atau memotivasi ide progresif yang akan membawa keberhasilan di masa depan.
3. Memberikan kesadaran waktu
Dalam perjalanan sejarah umat manusia selalu terjadi perubahan, perkembangan, siklus dan pasang surut kehidupan. Kita harus menyadari bahwa itu terjadi pada tiap waktu, sehingga kita harus mensikapi dan mengambil pelajaran dari tiap kejadian yang bermanfaat bagi perjalanan sejarah kita sendiri atau masyarakat.
4. Membentuk rasa kebangsaan ( Nasionalisme )
Suatu bangsa dan negara bisa terbentuk karenan adanya suatu kesamaan sejarah yang dialami oleh bangsa tersebut. Asal-usul suatu bangsa dapat ditelusuri dengan mempelajari sejarah bangsa tersebut. Oleh karena itu, mempelajari sejarah sangatlah penting untuk suatu bangsa, sebab akan dapat memperkokoh jiwa nasionalisme.
Contoh : Dengan mempelajari sejarah kepahlawanan Pangeran Diponegoro, kita merasa semakin bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia.
5. Rekreatif dan rasa estetis
Pada saat kita mempelajari kisah-kisah sejarah tertentu, kadang kita merasa asyik dan terhibur. Seperti misalnya sejarah kepahlawanan Gajah Mada, atau intrik di dalam keluarga kerajaan Singasari yang melibatkan Ken Arok – Tunggul Ametung – Ken Dedes dan keturunannya.
6. Bentuk identitas nasional
Identitas nasional atau suatu kepribadian bangsa bisa terbentuk dari pengalaman-pengalaman sejarah yang terjadi pada bangsa tersebut.
Menurut David Gordon, sejarah merupakan pengalaman kolektif suku bangsa. Pengalaman sejarah tiap-tiap bangsa berbeda-beda, karena itu kepribadian setiap bangsa-pun berbeda-beda.
Jadi sejarah suatu bangsa akan memengaruhi bentuk kepribadian bangsa tersebut. Kenalilah sejarah suatu bangsa untuk mengetahui lebih dalam tentang bangsa tersebut.

Sumber Sejarah, Bukti Sejarah, Fakta Sejarah dan Artefak
1. Sumber Sejarah
Karena sejarah disusun dari peristiwa masa kampau, maka diperlukan bukti atau peninggalan sebagai jejak-jejak sejarah yang disebut sumber sejarah
Macam-macam sumber sejarah :
a. Sumber tertulis : surat, laporan, piagam, naskah, kitab, arsip dan sebagainya
b. Sumber lisan : berupa keterangan langsung dari pelaku sejarah aau saksi sejarah ( orang yang menyaksikan langsung peristiwa / kejadian saat itu )
c. Sumber benda ( artefak ) : fosil, patung, bangunan, nisan, senjata, perhiasan, peralatan upacara dan sebagainya
d. Sumber rekaman : sumber rekaman merupakan hasil rekaman audio maupun visual
Sumber sejarah memiliki tingkat keaslian dan kebenaran yang berbeda.
Dalam penggunaan sumber-sumber sejarah harus mendasarkan pada prioritas sumber yang ada, yaitu :
a. Sumber primer ( sumber pertama ), merupakan sumber-sumber atau bukti-bukti yang ditingalkan dari peristiwa yang terjadi. Sumber primer dianggap sebagai sumber yang paling kuat dan akurat
Contoh : kesaksian pelaku dan saksi sejarah, prasasti, piaam, candid an sebagainya
b. Sumber sekunder ( sumber ke dua ), merupakan kesaksian yang bukan berasal dari pelaku atau saksi, dapat berupa hasil penelitian sejarah atau jurnal-jurnal
Contoh : buku dari desertasi Sartono Kartodirjo yang berjudul Pemberontakan Petani Banten 1888
c. Sumber tertier ( sumber ke tiga ), berupa buku-buku yang berkaitan dengan sejarah yang ditulis tanpa penelitian terhadap sumber primer
2. Bukti dan fakta Sejarah
Bukti adalah hal-hal yang memperkuat kenyataan bahwa sebuah peristiwa benar-benar terjadi. Sedangkan fakta adalah sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
Dari bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan maka dapat disimpulkn tentang fakta-fakta sejarah yang berupa fragmen-fragmen atau penggalan-penggalan peristiwa yang benar-benar terjadi. Dalam proses rekonstuksi sejarah, maka fakta-fakta yang berhubungan akan disusun secara kronologis menjadi sebuah kisah sejarah.
Untuk dapat dikategorikan sebagai bukti-bukti sejarah maka data-data yang berhasil dikumpulkan di lapangan harus diseleksi terlebih dahulu secara teliti dan hati-hati dengan menggunakan langkah kritik sumber. Bukti dan fakta sejarah dapat diketahui dari sumber asalnya, yaitu :
• Bukti dan fakta dari sumber primer berupa keterangan dari pelaku atau saksi sejarah. Terkadang sumber ini lemah karena ada unsure subyektif
• Bukti dan fakta dari sumber sekunder, berupa keterangan atau uraian peistiwa yang dilakukan bukan oleh pelaku atau sksi sejarah. Unsur kebenaran semakin berkurang, karena uraian peristiwa ddasarkan penafsiran dari penulis dari sumber-sumber yang didapat.
3. Fakta mental dan fakta social
Fakta mental adalah keseluruhan dari tatanan mental yang berkembang di masyarakat pada satu jaman, menjadi penggerak peristiwa sejarah pada jaman tersebut.
Contoh fakta mental adalah ide, gagasan, konsep, faham, pendapat masyarakat, ideology.
Fakta social adalah kondisi social yang berkembang pada masyarakat pada jaman tertentu.
Contoh fakta social adalah : konflik social, mobilitas social, lembaga-lembaga social, struktur kekuasaan.
4. Artefak dalam sejarah.
Artefak merupakan peralatan alau alat-alat kebudayaan. Jadi benda yang dibuat manusia. Perkembangan alat kebudayaan manusia dapat dilihat dari perkembangan hasil kebudayaan yaitu sebagai berikut : ( dalam tabel )



Jenis-Jenis Sejarah

Jenis-Jenis Sejarah
Sebagai ilmu yang mempelajari peristiwa masa lampau manusia yang sangat kompleks, menyangkut bidang kajian, cakupan wilayah maupun rentangt waktu. Oleh karena itu jenis-jenis sejarah dapat dibedakan menjadi cakupan wilayah, tingkat kekunoan, tema dan wilayahnya.
( dalam tabel )


1. Sejarah Dunia
Sejarah Dunia adalah peristiwa yang telah terjadi di masa lampau, berhubungan dengan aktivitas manusia, yang terjadi di berbagai negara, dan umumnya peristiwa-peristiwa itu berkaitan satu dengan lainnya. Misalnya sejarah Perang Dunia I dan II, Perang Asia Pasifik, Sejarah beridirinya PBB dan sebagainya.
2. Sejarah Nasional
Sejarah Nasional adalah peristiwa masa lampau bangsa Indonesia sejak kedatangan nenek moyang sampai pada masa sekarang yang menyangkut berbagai aspek kehidupan. Misalnya Sejarah Pergerakan nasional, sejarah Perang Kemerdekn dan lain-lain.
3. Sejarah Lokal
Sejaah Lokal adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau di suatu wilayah atau tempat tertentu, di mana scope terjadinya peristiwa lebih sempit dan terbatas.
Misalnya : Pemberontakan petani Banten tahun 1888, Pemberontakan PETA di Gumilir – Cilacap tahun 1945, Perlawanan Bambu Runcing dari Parakan – Temanggung, dan lain-lain.



Jejak-jejak masa lampau
1. Peristiwa Sejarah
Setiap peristiwa atau kejadin dapat dikategorikan sebagai sejarah. Tetapi tidak semua kejadian / peristiwa yang telah berlalu kemudian diungkap kembali menjadi sebuah kisah sejarah. Hanya peristiwa-peristiwa yang memiliki makna bagi seseorang, suatu kelompok masyarakat, suatu bangsa atau umat manusia di seluruh dunia saja yang berusaha direkonstruksi untuk selalu dikenang sebagai sebuah peristiwa sejarah
Contoh peristiwa sejarah yang bermakna :
a. Peristiwa sunatan bagi seorang laki-laki suku Jawa
b. Peristiwa kerusuhan 14 Mei 1998 di Jakarta bagi keluarg korban kerusuhan
c. Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia bagi bangsa Indonesia
d. Peristiwa Perang Dunia II bagi seluruh umat manusia
2. Peninggalan Sejarah
Peninggalan sejarah merupakan benda-benda hasil budaya manusia dari masa lampau. Peninggalan-peninggalan manusia ini beraneka ragam wujudnya, sesuai dengan keinginan dan kebutuhan manusia pada saat itu. Wujud peninggalan sejarah antara lain berupa bangunan, peralatan, perhiasan, tempat pemujaan dan sebagainya.
Contoh :
a. Masjid Demak, sebagai peninggalan Wali Songo
b. Kraton Surakarta dan Kraton Yogyakara, sebagai peninggalan jaman Mataram Islam.
c. Candi Borobudur, Prambanan, Kalasan dan lain-lain, sebagai peninggalan jaman Mataram Hindu ( = Mataram Kuno )
3. Monumen Peringatan peristiwa sejarah
Monument peringatan adalah sebuah bangunan tugu yang dibuat sebagai tanda bahwa di tempat itu pernah terjadi peristiwa sejarah yang penting. Pembuatan monument bertujuan untuk mengenang peristiwa yang telah terjadi di tempat / daerah tersebut
Di Indonesia banyak terdapat monumen peringatan peristiwa bersejarah.
Contoh :
a. Monument Pancasila Sakti Lubang Buaya Jakarta
b. Monument Serangan Umum 1 Maret di Yogyakara
c. Monumen Trikora di Makassar
d. Monument 10 November di Surabaya
e. Dll


Menyusun kronologi sejarah Indonesia
Kronologi sejarah di Indonesia :
1. Masa Pra sejarah
a. Masa berburu dan meramu
1. Masa berburu tingkat sederhana ( tradisi plaeolithikum )
Ciri tradisi plaeolithikum :
a. Masih tergantung pada alam
b. Hidup berkelompok dan nomaden ( berpindah-pindah )
c. Laki-laki melakukan pekerjaan kasar dan wanita mengasuh anak
d. Peralatan yang digunakan masih sederhana
2. Masa berburu tingkat lanjut ( tradisi epipaleolithikum )
Ciri tradisi epipaleolithikum :
a. tidak banyak berubah dengan masa sebelumnya
b. mulai bertempat tinggal di gua-gua / karang di tepi pantai
c. mulai mengenal seni lukis di tebing / dinding gua
d. mengenal kepercayaan tentang adanya kekuatan di sekeliling mereka
e. peralatan mulai mengenal serpih-serpih bilah, berbentuk kecil
f. mulai menggunakan alat-alat dari tulang dan kapak genggam ( banyak ditemukan di Sumatra )
b. Masa bercocok tanam
Masa ini disebut revolusi kehidupan manusia. Kehidupan umat manusia tidak lagi tergantung pada alam, tetapi beralih mengolah alam ( food gathering ke food producing )
Ciri masa bercocock tanam :
1. Hidup mulai menetap di rumah-rumah perkampungan
2. Mengolah tanah dengan membuka hutan dengan system tebang bakar
( slash and burn )
3. Alat yang dihasilkan lebih halus dan variatif, misalnya beliung persegi, lonjong, alat pemukul kulit kayu, perhiasan, gelang dan manik-manik.
c. Masa perundagian
Masa ini ditandai dengan munculnya ketrampilan / kemahiran membuat benda-benda gerabag atu benda dari logam, sehingga banyak ditemukan alat-alat dari perunggu dan besi. Pembaian kerja sudah teratur, hidup menetap, kepercayan berkembang dan organisasi social tumbuh.

2. Masa Indonesia Kuni ( masa Hindu – Budha )
Terjadi hubungan dagang antara orang-orang India dengan Indonesia dan menyebabkan masuknya pengaruh India di Indonesia. Masuknya India berakibat :
a. Masuk dan berkembangnya agama Hindhu – Budha di Indonesia
b. Berkembangnya perdagangan di Indonesia
c. Muncul dan berkembangnya system pemerintahan mulai dari Kutai, Taruma Negara, Mataram Hindhu, Majapahit, dll.
d. Berkembang bahasa Sanskerta, huruf Pallawa dan Prenagari

3. Masa Indonesia Madya ( masa Islam )
Masuk dan berkembangnya Islam melalui berbagai cara, antara lain : perdagangan, perkawinan, pendidikan Tasawuf, kebudayaan atau seni.
Masuknya pengaruh Islam berakibat :

a. Bidang politik : munculnya kerajaan-kerajan Islam di Indonesia
b. Ekonomi : munculnya pelabuhan-pelabuhan baru dan perdagangan semakin ramai.
c. Agama, sastra, bahasa, tulisan, seni bangunan, dll

4. Masa Kolonial
Sejak terjadi perubahan besar di Eropa yang disebabkan oleh jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki, maka orang-orang Eropa banyak berdatangan ke dunia Timur, termasuk Indonesia. Maka jatuhlah Indonesia ke tangan kolonialisme. Dimulai dari masuknya Portugis, kemudian Spanyol, Belanda dan Inggris.akibat masuknya kolonialisme di Indonesia adalah perubahan politik, ekonomi, social dan budaya

5. Masa Perhgerakan Nasional Indonesia
Kesadaran bangsa Indonesia akan pentingnya perjuangan melalui organisasi mulai muncul. Factor yang mendorong pergerakan nasional ini adalah munculnya golongan terpelajar.

6. Masa Pendudukan Jepang
Jepang masuk ke Indonesia di dorong oleh :
a. Imperialis dan kapitalis, karena jepang mulai masuk sebagai negara imperialis
b. Demografi, yaitu mencari lahan untuk memindahkan penduduk Jepang yang padat.
c. Ekonomi, karena jepang membutuhkan bahan baku dan pemasaran hasil industry.
d. Milite, karena jepang berubah berubah menjadi negara yang kuat dalam militer
e. Hakko Ichi-U ( delapan benang di bawah satu atap ), semboyan Jepang sebagai negara fascis yang berhasrat menguasai dunia
Pada saat kekuatan Eropa melemah akibat Peang Dunia II, Jepang melaksanakan penguasaan terhadap wilayah Asia-Pasifik. Masuknya Jepang ke Indonesia membawa dampak bagi perkembangan bangsa Indonesia, yaitu politik, ekonomi, militer, social-budaya, dll

7. Masa Indonesia Merdeka
a. Periode Soekarno : 1945 - 1966
b. Periode Soeharto : 1967 - 1998
c. Periode B.J. Habibie : 1998 - 1999
d. Periode Abdurrahman Wahid : 1999 - 2001
e. Periode Megawati Soekarno Putri : 2001 - 2004
f. Periode Soesilo Bambang Yudhoyono : 2004 – sekarang
Tradisi sejarah pada masyarakat yang belum mengenal tulisan
1. Cara masyarakat yang belum mengenal tulisan merekam dan mewariskan masa lalunya :
a. Melalui keluarga
Keluarga merupakan dunia social pertama yang paling berkesinambungan bagi seseorang. Dalam keluarga terdapat hubungan yang sngat intim, berkomunikasi pembelajaran bahasa serta pengenalan unsure-unsur utama kebudayaan
Pengenalan dan pewarisan kebudayaan dalam keluarga dilakukan secara bertahap meliputi kebudayaan material dan kebudayaan non material. Yang paling dominan diwariskan berupa kebudayaan non material seperti pengetahuan kepercayaan, nilai, norma, bahasa dan cerita dongeng.


Cara sosialisasi pewarisan kebudayaan melalui :
1. Adat-istiadat
2. Cerita dongeng biasanya disisipi pesan yang dipandang baik.
b. Melalui masyarakat
Masyarkat merupakan sekelompok orang yang memiliki kesamaan budaya yang diwariskan, wilayah, identitas dan interaksi dalam hubungan social yang berstruktur. Anggota masyarakat satu sama lain saling membutuhkan, saling mengisi dan saling melengkapi.
Biasanya dalam masyarakat ada seseorang yang dituakan dan dianggap memiliki kemampuan lebih, dipercaya untuk memelihara dan menjaga tradisi yang diwariskan oleh leluhurnya dan disampaikan secara lisan sebagai sebuah ajaran yang harus ditaati.
Anggota kelompok masyarakat melakukan hal yang sama dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi, sehingga muncullah tradisi lisan. Dalam tradisi lisan terkandung nilai-nilai moral keagamaan, adat-istiadat, cerita khayalan, peribahasa, lagu dan mantra.

2. Tradisi sejarah Indonesia sebelum mengenal tulisan
Kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia sebelum mengenal tulisan ternyata telah memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi, antara lain adanya kehidupan yang teratur dalam kelompok , telah pandai mengecor logam, memaht, membatik, menenun dsb.
Menurut J.L.A. Brandes, masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan telah memiliki 10 kemampuan budaya atau disebut Local Genius, yaitu :
a. System kepercayaan
System kepercayaan terhadap roh nenek moyang mulai tumbuh pada masa berburu dan mengumpulkan makanan dan berkembang pada masa bercocok tanam. Selain penghormatan kepada roh nenek moyang, mereka juga percaya terhadap kekuatan alam, sehingga muncul animisme, dinamisme dan totemisme.
b. System kemasyarakatan
System kemasyarakatan mulai tumbuh pada masa bercocok tanam.
Mereka melakukan kegiatan secara bersama-sama ( = gotong royong ), seperti dalam menebang hutan, menangkap ikan, menebar benih, membuat rumah, membuat saluran irigasi, dll. System kemasyarakatan seperti ini berkembang sampai masa perundagian, yaitu dengan adanya pembagian kerja kelompok tertentu sesuai dengan bidang keahliannya
System kemasyarakatan yang dikenal dengan nama gotong royong banyak dikenal dengan istilah yang berbeda, seperti :
1. Sambatan ( Jawa )
2. Gugur gunung ( Jawa Barat )
3. Passé ( Bugis )
4. Pace ( Makasar
5. Marsiurupan ( Batak )
6. Aang tukung ( Gayo )
7. Mapalus ( Minahasa )

c. System pertanian
System pertanian bersama dimulai pada jaman neolithikum yaitu semenjak manusia hidup menetap, mereka mengusahakan bersawah dengan system irigasi dan pemakaian alat pertanian seperti cangkul, bajak dsb.

d. System berlayar
Kemampuan berlayar bangsa Indonesia sudah dikenal kedatngan nenenk moyang dari daratan Asia. Kemampuan ini terus berkembang sejalan dengan tuntutan dan kondisi geografis wilayah Indonesia yang mengharuskan enggunakan transportasi. Kemampuan membuat perahu diawali dari perahu lesung, perahu bercadik, perahu berlayar, perahu bermesin dan kapal
e. System bahasa
Masyarakat Indonesia memiliki sejumlah bahasa dan dialek yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan merupakan rumpun bahasa Melayu Austronesia yang selanjutnya menjadi bahasa pergaulan dalam perdagangan dan bahasa perantara
( lingua franca )
f. System Ilmu pengetahuan
Masyarakat pada saat itu sudah mengenal iptek antara lain dengan pemanfaatan angin musim sebagai tenaga penggerak dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan. Selain itu juga mengenal ilmu astronomi yang bermanfaat dalam arah pelayaran dan petunjuk waktu dalam bidang pertanian, sehingga mereka dapat mengetahui secara teratur waktu bercocok tanam, panen atau saat yang tepat untuk berlayar dan menangkap ikan.
g. System organisasi social
Manusia hidup dengan saling ketergantungan satu dengan yang lain. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa kelompok masyarakatnya. Mereka perlu kerja kelompok, gotong royong dan saling membantu.
h. System teknologi
Masyarakat Indonesia telah mengenal teknologi pengecoran logam dan pembuatan perahu yang sangat bermanfaat dalam menunjang kegiatan perdagangan, pelayaran, pertanian, rumah tangga dsb
i. System ekonomi
Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka melakukan hubungan perdagangan dengan daerah-daerah lain dengan cara barter.
j. System kesenian
Kesenian mulai dikenal masyarakat pra sejarah sebagai sarana hiburan dan pengisi waktu luang / senggang.
Sebagai contoh : membuat batik, gamelan, kriya ( kerajinan ). Hasrat untuk mengekspresikan keindahan mulai muncul ketika manusia mulai hidup menetap di gua-gua. Ekspresi keindahan dituangkan pada dinding gua-gua atau permukaan batu dalam bentuk lukisan ataupun relief dan patung. Selain itu mereka juga sudah mengenal seni kriya / kerajinan seperti batik, anyaman, tembikar, wayang, gamelan dsb.
Jejak-jejak dalam cerita rakyat
Jejak-jejak sejarah Indonesia dalam folklore, Mitologi, Legenda, Upacara Adat dan Lagu Daerah.
1. folklore, adalah bagian dari sastra lisan yang berisi cerita, kish, adat-istiadat keagamaan, upacara ritual dan pengetahuan rakyat daerah tertentu yang diwariskan secaa lisan dan turun-temurun
bentuk folklore :
a. folklore lisan : bahasa, teka-teki, puisi rakyat, cerita rakyat
b. folklore bukan lisan : arsitektur rakyat, kerajinan rakyat, pakaian perhiasan tradisional, obat-obatan tradisional
2. Mitologi / mite, adalah cerita rakyat tentang dongeng-dongeng suci, kehidupanpara dewa, makluk halus dan dianggap benar-benar ada dan terjadi. Mite dpat pul berupa ceita tentang asal mula alam semesta, manusia dan bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti yang dangat mendalam
3. Legenda, adalah ceita rakyat pada masa lampau yang disampaikan secara turun-temurun mengenai tejadinya / tebentuknya suatu wilayah, daerah, danau, gunung dsb yang menyangkut adat-istiadat, keyakinan, hubungan keluarga dsb
4. Dongeng, adalah cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi dan biasanya untuk hiburan, melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran ( moral ) dan bahkan sindiran.
Dongeng ada 2 macam yaitu dongeng binatang ( fable ) dan dongeng biasa.
5. Upacara Adat. Upacara ini dimaksudkan untuk mencari hubungan dengan Tuhan, para dewa, ataupun makluk-makluk halus yang mendiami alam gaib. Selain juga untuk mendapatkan kemurahan hati para dewa dan menghindarkan diri dari kemarahan dewa seperti malapetaka dan bencana alam.
Contoh upacara adat :
a. Upacara Kasodo
b. Upacara Sekaten
c. Upacara Mitoni
d. Upacara Midodareni
6. Lagu Daerah / nyanyian rakyat ( folksong )
Nyanyian rakyat merupakan salah satu bentuk folklore yang terdiri dari kata-kata dan lagu yang beredar secara lisan di antara masyarakat tertentu dan berbentuk tradisional serta banyak memiliki uraian.
Macam-macam nyanyian rakyat :
a. Berdasarkan materinya
1. Lagu anak
2. Lagu umum
3. Lagu religius
b. Berdasarkan fungsinya
1. Pelipur lara, nyanyian jenaka, pengiring permainan anak, nyanyian nina bobo
2. Sebagai pembangkit semangat
3. Untuk memelihara sejarah setempat
c. Nyanyian berkisah ( narrative folksong )
1. Epos : kisah wiracarita kepahlawanan
2. Balada : kisah sentimental dan romantic

Tradisi sejarah masyarakat Indonesia setelah mengenal tulisan
Perkembangan sejarah Indonesia setelah mengenal tulisan
Wilayah Indonesia yang berupa gugusan pulau dan perairan letaknya sangat strategis. Dengan perkembangan teknologi pelayaran, maka terbukalah hubungan perdagangan antara Indonesia dengan negara lain di kawasan Asia, terutama India dan Cina. Hal tersebut sangat berpengaruh bagi kehidupan bangsa Indonesia. Pengaruh terbesar berasal dari India
Pengaruh India yang masuk ke Indonesia antara lain :
1. Bidang politik
Sebelum pengaruh India masuk, pemerintahan dipegang oleh kepala suku yang berkuasa atas wilayah yang dimiliki suku tersebut dan dipilih dari anggota suku yang dianggap memiliki kelebihan dari yang lain ( Primus Inter Pares ). Setelah masuknya pengauh India, pemerintahan menjadi Kerajaan dipimpin raja yang berkuasa secara turun-temurun.
2. Bidang social
Adanya kerajan yang teratur dan ra[pi seperti poa pemerintahan kerajan di India, kehidupan social masyarakat mengikuti perkembangan jaman. Adanya hokum dan peraturan dalam masyarakat, tetap terjaganya sifat gotong-royong dan munculnya stratifikasi dalam masyarakat berdasarkan kasta dan kedudukan dalam masyarakat.
3. Bidang budaya
Pengaruh bidang budaya ini antara lain :
a. Tulisan huruf Pallawadan bahasa Sansekerta
b. Seni bangunan berupa Candi, arca / patung
c. Seni hias sepeti relief, ornament dan ragam hias
d. Kesusateraan seperti Ramayana dan Mahabarata
e. Masuknya agama Hindu dan Budha tidak meninggalkan kepercayaan asli seperti pemujaan terhadap roh nenek moyang, sehingga terjadi akulturasi antara kebudayaan asli dengan agama Hindu dan Budha.
Rekaman tertulis dalam tradisi sejarah sebagai cara untuk mewariskan masa lalu kepada generasi berikutnya
Masuknya pengaruh budaya Hindu Budha ke Indonesia membawa dampak positif antara lain mulai dikenalnya tulisan. Melalui tulisan dapat dituliskan berbagai peristiwa yang terjadi, kemudian diwariskan pada generasi berikutnya, sehingga generasi berikutnya dapat mengetahui, memahami, menafsirkan dan memperkirakan keberadaannya serta kehidupan generasi pendahulunya.
Bentuk rekaman tertulis antara lain :
1. Prasasti
2. Kitab, merupakan sebuah karya sastra para pujangga yang dapat dijadikan petunjuk untuk menyingkap suatu peristiwa sejarah.
Kitab sebagai karya sastra pengaruh Hindhu – Budha antara iain :
a. Kitab Ramayana
b. Kitab Mahabarata
c. Kitab Bharatayudha
d. Kitab krsnayana
e. Kitab Arjuna Wiwaha
f. Kitab Pararaton
g. Kitab Carita Parahyangan
h. Kitab Negara Kertagama
i. Kitab Sutasoma
j. Kitab Sundayana
k. Kitab Sarandala, Ronggolawe
l. Kitab Panji Wijayakrama
Selain kitab-kitab pengaruh Hindhu-Budha, di Indonesia pad jaman Madya ( Islam ) muncul karya sastra antara lain :
a. Kitab Bustanul Salatin
b. Kitab Sastra Gending
c. Kitab Ade Allopiloping Bicarane Pabbalue
d. Kitab Suluk Sukarsa
e. Kitab Suluk Wujil
f. Kitab Dalang Sumirang

3. Dokumen, yaitu surat berharga tertulis atau tercetak yang dapat digunakan sebagai bukti atau keterangan. Dokumen dapat diperoleh melalui pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan informasi, baik berupa gambar, kutipan, Koran ( surat kabar harian ), bahan referensi, dll.
Perkembangan penulisan sejarah di Indonesia
Perkembangan penulisan sejarah di Indonesia
Upaya penulisan sejarah ( historiografi ) berjalan seiring dengan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia. Melalui berbaghai upaya dan pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan modern, penulisan sejarah menjadi semakin logis dan kritis. Perkembangan historiografi di Indonesia melalui beberapa tahap :
1. Masa Hindu – Budha
a. Berpusat pada masalah-masalah pemerintahan dari raja-raja yang berkuasa
b. Penulisan bersifat istana sentries ( berpusat pada keinginan dan kepentingan raja )
c. Biasanya dituliskan pada batu besar / prasasti
2. Masa Islam
a. Istana sentries
b. Dituliskan pada kitab yang berisi tentang kehidupan masyarakat, social, ekonomi dan keagamaan
c. Penulisannya mengikuti petunjuk raja.
3. Masa Kolonial
Penulisan bertujuan untuk memperkokoh kekuasaan mereka di Indonesia, lebih menonjolkan peranan bangsa Kolonial
4. Masa Pergerakan Nasional Indonesia
Penulisan sejarah untuk membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk melawan penjajah.
5. Masa Indonesia Merdeka
Penulis berusaha mengungkapkan sejarah yang pernah terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bertujuan agar bangsa Indonesia saling bahu-membahu dalam mengisi kemerdekaan dan meniti masa depan yang lebih baik.


Tahap-tahap penelitian sejarah
Dasar-dasar penelitian sejarah

a. Tahap penelitian sejarah
1. Heuristic
Heuristic berasal dari bahasa Yunani : heurisken, artinya menemukan.
Dalam ilmu sejarah, heuristic berarti usaha untuk mencari, menemukan dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah baik berupa sumber benda, lisan maupun tertulis. Teknik yang dilakukan sejarawan adalah dengan observasi ke obyek sejarah di lapangan, di museum ataupun di perpustakan. Jadi bisa menggunakan metode yang bervariatif.

2. Verifikasi
Verifikasi berarti sejarawan melakukan uji kebenaran materi ataupun uji keaslian isi dari sumber / bukti sejarah yang berhasil dikumpulkan.
Dalam ilmu sejarah, kegiatan menguji kebenaran dan keaslian sumber sejarah disebut kritik sumber.
Kritik sumber sejarah dilakukan dari dua sisi, yaitu :
a. Kritik intern : kritik intern dimulai dngan menentukan sifat dari sumber-sumber yang didapat dan menyoroti nara sumbernya. Langkah ini ditempuh untuk meyakinkan bahwa kesaksian yang didapatkan benar-benar dapat dipercaya ( credible ) selanjutnya membandingkan sumber yang satu dengan sumber yang lain, atau menjajarkan sumber-sumber dari saksi-saksi yang tidak berhubungan satu sama lain.
b. Kritik ekstern : kritik ekstern adalah kritik / uji kebenaran terhadap keaslian dari sumber yang ada.
Dalam melakukan verifikasi atau kritik sumber, ilmu sejarah tidak dapat berdiri sendiri melainkan perlu mendapat bantuan dari ilmu-ilmu lain yang disebut ilmu bantu sejarah, yaitu :
a. Epigrafi : ilmu yang mempelajari tulisan kuno
b. Filologi : ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan berdasarkan bahasa suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam bahan tertulis
c. Numismatic : ilmu yang mempelajari tentang mata uang kuno
d. Archeology : ilmu yang mempelajari tentang benda-benda peninggalan kuno
e. Ikonografi : ilmu yang mempelajari tentang patung atau arca
f. Palaeontologi : ilmu yang mempelajari tentang fosil, baik manusia, binatang maupun tumbuhan.
g. Speleologi : ilmu yang mempelajari tentang goa-goa tempat tinggal manusia purba
3. Interpretasi
Interpretasi adalah tahap penafsiran dari sejarawan terhadap sumber-sumber yang ada dan terpilih sebagai bukti penelitian
Sumber sejarah yag telah diverifikasi masih berupa data-data yang belum mengungkap peristiwa sejarah. Oleh sebab itu, sejarah harus memberikan penafsiran atau pandangan teoritis terhadap data-data yang ada menjadi suatu rangkaian peristiwa sejarah.
Perlu disadari, karena sejarah terdiri dari data-data dan penafsiran, maka hasil yang dikisahkan terhadap suatu peristiwa kadang menimbulkan perbedaan tafsiran dari satu sejarawan dengan sejarawan yang lain. Hal ini dipengaruhi oleh factor pandangan, wawasan, interest, ideology, tujuan, kepentingan dan latar belakang tiap-tiap sejarawan / penulis.

4. historiografi
tahap terkhir dari penelitian sejarah adalah Historiografi atau penulisan sejarah. Sumber-sumber yang telah diverifikasi dan dirangkai menjadi suatu cerita atau kisah dengan ditambahkan interpretasi oleh si penulis / sejarawan, kemudia dipaparkan menjadi sebuah karya sejarah. Karya sejarah harus disusun secara kronologis, sistematis dan obyektif, sehingga kebenaran peristiwa sejarah tersebut dapat dipertanggungjawabkan.


b. Bentuk-bentuk penelitian sejarah
Untuk mengungkapkan peristiwa-peristiwa sejarah dengan menggunakan metode-metode ilmiah, maka proses penelitian yang dilakukan bisa ditempuh dengan 2 bentuk yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan.

1. Studi lapangan
Metode yang dilakukan untuk mendapatkan data, bukti, sumber sejarah dalam studi atau penelitian lapangan adalah observasi dan metode interview. Dalam melakukan observasi atau pengamatan, sejarawan dating ke tempat kejadian atau peninggalan-peninggalan sejarah secara langsung. Jika sumber-sumber sejarah sudah dipindah ke museum, maka obsevasi dapat dilakukan di museum. Jika menemukan sumber lisan ( pelaku atau saksi sejarah ), maka perlu melakukan wawancara ( interview ). Apabila penelitian sudah mendapat sumber berupa data, artefakatau bukti yang lain, maka dilakukan identifikasi, kritik / uji kebenaran, interpretasi dan deskripsi dari hasil temuan. Untuk memenuhi tingkat keilmuan dari hasil yang dicapai, maka perlu diseminarkan.
2. Studi pustaka
Studi pustaka dapat disebut juga dengan istilah “Penelitian Dokumenter”. Cara yang dilakukan peneliti adalah dengan memfokuskan perhatian terhadap data-data tetulis ( dokumen ) di perpustakaan atau museum. Dokumen yang diteliti dapat berupa kronik, kitab-kitab kuno, piagam. Surat kabar, arsip, etnografi, naskah, rekaman video dan lain-lain. Untuk mendapatkan kebenaran informasi dan sumber yang ada maka sebaiknya dilakukan studi komparatif atau membandingkan sumber yang satu dengan yang lain.

Prinsip dasar dalam penulisan sejarah lisan
Prinsip dasar dalam penulisan sejarah lisan
Sejarah lisan pada dasarnya adalah kisah tentang peristiwa sejarah masa lampau yang disampaikan secara lisan dari suatu generasi ke generasi. Langkah-langkah penelitian sejarah lisan perlu didukung oleh factor-faktor :
1. Sumber berita dari pelaku sejarah
2. Sumber berita dari saksi sejarah
3. Tempat peristiwa sejarah
4. Latar belakang munculnya peristiwa sejarah
5. Pengaruh dan akibat peristiwa sejarah
Kelebihan penelitian sejarah lisan :
1. Pengumpulan data dilakukan melalui komunikasi dua arah sehingga lebih jelas.
2. Penulisan sejarah lebih demokratis dan hasilnya dapat untuk melengkapi kekurangan sumber sejarah tertulis.
Kekurangan penelitian sejarah lisan :
1. Terbatasnya daya ingat pelaku atau saksi sejarah
2. Subyektivitas dalam penulisan

Tahap-tahap penelitian yang harus dilakukan adalah :

1. Perencanaan peneliian ( proposal ), memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Telaah pustaka
d. Tujuan penelitian
e. Manfaat penelitian
f. Metodologi peneliian
g. Waktu penelitian
h. Anggaran penelitian
i. Daftar pustaka
j. lampiran

2. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi. Oleh sebab itu harus terjadi kontak antara peneliti dengan nara sumber ( pelaku atau saksi ) pertanyaan dengan lisan.

3. Penyusunan laporan, meliputi :
I. Pendahuluan , terdiri atas : Latar belakang dan tujuan penelitian.
II. Metodologi
III. Data ( artefak, dokumen, tradisi ) terdiri atas : Peristiwa Sejarah dan Historio setting.
IV. Pengolahan data, terdiri atas : Appraising, Rekonstruksi dan Penemuan
V. penutup
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Identitas

Nama Sekolah : SMA Yos Sudarso
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas /Semester : X / 1
Standar Kompetensi : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah.
Kompetensi Dasar : Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah.
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian sejarah.
2. Menjelaskan kegunaan sejarah.
Alokasi Waktu : 1 X 45 Menit

B. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan :
1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian sejarah.
2. Siswa mampu mendeskripsikan ciri-ciri utama sejarah.
3. Siswa mampu mendeskripsikan kegunaan sejarah.

C. Materi Ajar :
1. Pengertian sejarah.
2. Kegunaan sejarah.

D. Metode Pembelajaran :
1. Kombinasi Metode Pembelajaran.

E. Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah Pembelajaran :
. Kegiatan awal :
A. Apersepsi : Guru memperkenalkan mata pelajaran sejarah kepada siswa dan memberikan pengarahan tentang pelajaran sejarah yang akan dipelajarinya. Guru juga menjelaskan kompetensi dasar dari materi pokok perlajaran yang akan diajarkannya.

B. Motivasi :
 memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang hakikat dan ruang lingkup ilmu sejarah dan lebih aktif untuk mencari sendiri serta dapat membandingkan materi tersebut antara buku yang satu dengan buku yang lainnya.

2. Kegiatan Inti :
A. Eksplorasi :
1. Guru menjelaskan materi pokok pelajaran tentang hakikat dan ruang lingkup ilmu sejarah.
1. Mendeskripsikan pengertian sejarah.
2. Mendeskripsikan ciri-ciri utama sejarah.
3. Mendeskripsikan kegunaan sejarah.
2. Guru membentuk kelompok dan memberikan materi diskusi kepada setiap kelompok untuk didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing secara kooperative.
3. Kelompok mengemukakan hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.
4. Kelompok menyerahkan kepada guru hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.



B. Konsolidasi Pembelajaran :
1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian sejarah.
2. Siswa mampu mendeskripsikan ciri-ciri utama sejarah.
3. Siswa mampu mendeskripsikan kegunaan sejarah.
4. Siswa mampu mengemukakan hasil diskusi serta mengemukakan pendapat-pendapat yang berhasil ditemukan dalam diskusi tersebut.
5. Siswa mampu merumuskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kelompok lainnya dalam diskusi tersebut.

C. Pembentukkan sikap dan perilaku :
1. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku baik dalam berdiskusi dan bekerja kelompok.
2. Siswa dapat berdiskusi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Kegiatan akhir.
A. Refleksi :
1. Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pokok pelajaran
2. Guru memberikan kesimpulan tentang hasil diskusi yang dilaksanakannya

B. Penilaian :
1. Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tertulis
2. Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui berbagai masalah yang terjadi di dalam pelajaran sejarah dengan cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya.

C. Penugasan :
Menugaskan masing-masing siswa untuk membuat rangkuman dari beberapa buku yang terkait dengan materi pelajaran yang dibacanya atau materi pokok pelajaran selanjutnya.


F. Sumber belajar :
Sumber :
1. Buku Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X, I Wayan Badrika, Penerbit Erlangga
2. Buku Sejarah Kebudayaan Indonesia Indonesia Jilid 1, R. Soekmono, Penerbit Kanisius.
3. Buku Sejarah Nasional Indonesia, Nugroho Notosusanto, dkk. Depdikbud.

G. Penilaian : Butir soal.

1. Jelaskanlah pengertian sejarah ?.
2. Jelaskanlah ciri-ciri utama sejarah ?.
3. Jelaskanlah kegunaan sejarah bagi bangsa Indonesia ?.



Mengetahui Cilacap, Juli 2010
Kepala SMA Yos Sudarso Cilacap Guru Mata Pelajaran







Drs. Albertus Suwandi Drs. Agustinus Purwanto


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Identitas
Nama Sekolah : SMA Yos Sudarso
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas / Semester : X / 1
Pertemuan ke : 2
Alokasi Waktu : 1 X 45 Menit
Standar Kompetensi : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah.
Kompetensi Dasar : Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah.
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian sumber, bukti dan fakta sejarah.

B. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan :
1. Siswa mampu mendeskripsikan sumber-sumber yang mendukung sejarah.
2. Siswa mampu menganalisis bukti-bukti terjadinya suatu peristiwa sejarah.
3. Siswa mampu mendeskripsikan dan menganalisis fakta-fakta sejarah.

C. Materi Ajar :
Pengertian, sumber dan fakta sejarah.

D. Metode Pembelajaran :
Kombinasi Metode Pembelajaran.

E. Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Kegiatan awal :
A. Apersepsi :
Guru memperkenalkan mata pelajaran sejarah kepada siswa dan memberikan pengarahan tentang pelajaran sejarah yang akan dipelajarinya. Guru juga menjelaskan kompetensi dasar dari materi pokok perlajaran yang akan diajarkannya.

B. Motivasi :
Memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang hakikat dan ruang lingkup ilmu sejarah dan lebih aktif untuk mencari sendiri serta dapat membandingkan materi tersebut antara buku yang satu dengan buku yang lainnya.

2. Kegiatan Inti :
A. Eksplorasi :
1. Guru menjelaskan materi pokok pelajaran tentang hakikat dan ruang lingkup ilmu sejarah.
2. Mendeskripsikan sumber-sumber yang mendukung sejarah.
3. Menganalisis bukti-bukti terjadinya suatu peristiwa sejarah.
4. Mendeskripsikan dan menganalisis fakta-fakta sejarah.
5. Guru membentuk kelompok dan memberikan materi diskusi kepada setiap kelompok untuk didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing secara kooperative.
6. Kelompok mengemukakan hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.
7. Kelompok menyerahkan kepada guru hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.

B. Konsolidasi Pembelajaran :
1. Mendeskripsikan sumber-sumber yang mendukung sejarah.
2. Menganalisis bukti-bukti terjadinya suatu peristiwa sejarah.
3. Mendeskripsikan dan menganalisis fakta-fakta sejarah.

4. Siswa mampu mengemukakan hasil diskusi serta mengemukakan pendapat-pendapat yang berhasil ditemukan dalam diskusi tersebut.
5. Siswa mampu merumuskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kelompok lainnya dalam diskusi tersebut.

C. Pembentukkan sikap dan perilaku :
1. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku baik dalam berdiskusi dan bekerja kelompok.
2. Siswa dapat berdiskusi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Kegiatan akhir.
A. Refleksi :
1. Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pokok pelajaran
2. Guru memberikan kesimpulan tentang hasil diskusi yang dilaksanakannya

B. Penilaian :
Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tertulis Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui berbagai masalah yang terjadi di dalam pelajaran sejarah dengan cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya.

C. Penugasan :
Menugaskan masing-masing siswa untuk membuat rangkuman dari beberapa buku yang terkait dengan materi pelajaran yang dibacanya atau materi pokok pelajaran selanjutnya.

F. Sumber belajar :
Sumber :
1. Buku Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X, I Wayan Badrika, Penerbit Erlangga
2. Buku Sejarah Kebudayaan Indonesia Indonesia Jilid 1, R. Soekmono, Penerbit Kanisius.
3. Buku Sejarah Nasional Indonesia, Nugroho Notosusanto, dkk. Depdikbud.


G. Penilaian : Butir soal.
1. Jelaskanlah pengertian sejarah ?.
2. Jelaskanlah ciri-ciri utama sejarah ?.
3. Jelaskanlah kegunaan sejarah bagi bangsa Indonesia ?.







Mengetahui Cilacap, Juli 2010
Kepala SMA Yos Sudarso Cilacap Guru Mata Pelajaran







Drs. Albertus Suwandi Drs. Agustinus Purwanto




Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


A. Identitas
Nama Sekolah : SMA Yos Sudarso
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas /Semester : X / 1
Pertemuan ke : 3
Alokasi Waktu : 1 X 45 Menit
Standar Kompetensi : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah.
Kompetensi Dasar : Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah.
Indikator : 1. Menjelaskan peristiwa, peninggalan sejarah dan monumen
peringatan peristiwa bersejarah yang ada disekitarnya.

I. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan :
1. Mendeskripsikan peristiwa bersejarah yang telah terjadi.
2. Menganalisis peninggalan-peninggalan bersejarah.
3. Mendeskripsikan monument bersejarah yang ada disekitarnya

II. Materi Ajar :
Peristiwa, peninggalan sejarah, monunmen peringatan peristiwa bersejarah.

III. Metode Pembelajaran :
Kombinasi Metode Pembelajaran.

IV. Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Kegiatan awal :
A. Apersepsi : Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran minggu lalu, serta
menjelaskan kompetensi dasar dari materi pokok pelajaran yang akan diajarkan.
B. Motivasi : memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas
lagi tentang dasar-dasar penelitian sejarah.

2. Kegiatan Inti :
A. Eksplorasi :
1. Guru menjelaskan materi pokok pelajaran tentang hakikat dan ruang lingkup ilmu sejarah.
a. Mendeskripsikan peristiwa bersejarah yang telah terjadi.
b. Menganalisis peninggalan-peninggalan bersejarah.
c. Mendeskripsikan monumen bersejarah yang ada disekitarnya
2. Guru membentuk kelompok dan memberikan materi diskusi kepada setiap kelompok untuk didiskusikan pada kelompoknya masing-masing secara kooperative.
3. Kelompok mengemukakan hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.
4. Kelompok menyerahkan kepada guru hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.

B. Konsolidasi Pembelajaran :
1. Mendeskripsikan peristiwa bersejarah yang telah terjadi.
2. Menganalisis peninggalan-peninggalan bersejarah.
3. Mendeskripsikan monument bersejarah yang ada disekitarnya
4. Siswa mampu mengemukakan hasil diskusi serta mengemukakan pendapat pendapat yang berhasil ditemukan dalam diskusi tersebut.
5. Siswa mampu merumuskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kelompok lainnya dalam diskusi tersebut.

C. Pembentukkan sikap dan perilaku :
1. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku baik dalam berdiskusi dan bekerja kelompok.
2. Siswa dapat berdiskusi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Kegiatan akhir.
A. Repleksi :
1. Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pokok pelajaran
2. Guru memberikan kesimpulan tentang hasil diskusi yang dilaksanakannya

B. Penilaian :
C. Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tertulis Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui berbagai masalah yang terjadi di dalam pelajaran sejarah dengan cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya.

C. Penugasan :
D. Menugaskan masing-masing siswa untuk membuat rangkuman dari beberapa buku yang terkait dengan materi pelajaran yang dibacanya atau materi pokok pelajaran selanjutnya.


F. Sumber belajar :
Sumber :
1. Buku Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X, I Wayan Badrika, Penerbit Erlangga
2. Buku Sejarah Kebudayaan Indonesia Indonesia Jilid 1, R. Soekmono, Penerbit Kanisius.
3. Buku Sejarah Nasional Indonesia, Nugroho Notosusanto, dkk. Depdikbud.


VI. Penilaian : Butir soal.
1. Sebutkanlah beberapa peristiwa sejarah yang telah terjadi ?.
2. Sebutkanlah beberapa peninggalan bersejarah di daerah sekitarmu ?
3. Jelaskanlah sebab-sebab didirikannya monument bersejarah yang ada disekitarmu?







Mengetahui Cilacap, Juli 2010
Kepala SMA Yos Sudarso Cilacap Guru Mata Pelajaran







Drs. Albertus Suwandi Drs. Agustinus Purwanto





Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Identitas :
Nama Sekolah : SMA Yos Sudarso
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas /Semester : X / 1
Pertemuan ke : 4
Alokasi Waktu : 1 X 45 Menit
Standar Kompetensi : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah.
Kompetensi Dasar : Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah.
Indikator : 1. Menyusun periodisasi, kronologi, kronik dan historiografi
dalam sejarah.

B. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan :
1. Mendeskripsikan periodisasi dalam sejarah.
2. Mendeskripsikan kronologi dalam sejarah.
3. Mendeskripsikan kronik dalam sejarah.
4. Mendeskripsikan historiografi dalam sejarah.

C. Materi Ajar :
Periodisasi, kronologi, kronik dan historiografi dalam sejarah Indonesia.

D. Metode Pembelajaran :
Kombinasi Metode Pembelajaran.

E. Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Kegiatan awal :
A. Apersepsi : Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran minggu lalu, serta
menjelaskan kompetensi dasar dari materi pokok pelajaran yang akan diajarkan.
B. Motivasi : memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas
lagi tentang dasar-dasar penelitian sejarah.

2. Kegiatan Inti :
A. Eksplorasi :
1. Guru menjelaskan materi pokok pelajaran tentang :
1. Mendeskripsikan periodisasi dalam sejarah.
2. Mendeskripsikan kronologi dalam sejarah.
3. Mendeskripsikan kronik dalam sejarah.
4. Mendeskripsikan historiografi dalam sejarah.
2. Guru membentuk kelompok dan memberikan materi diskusi kepada setiap kelompok untuk didiskusikan pada kelompoknya masing-masing secara kooperative.
3. Kelompok mengemukakan hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.
4. Kelompok menyerahkan kepada guru hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.

B. Konsolidasi Pembelajaran :
1. Siswa mampu mendeskripsikan periodisasi dalam sejarah.
2. Siswa mampu mendeskripsikan kronologi dalam sejarah.
3. Siswa mampu mendeskripsikan kronik dalam sejarah.
4. Siswa mampu mendeskripsikan historiografi dalam sejarah.
5. Siswa mampu mengemukakan hasil diskusi serta mengemukakan pendapat-pendapat yang berhasil ditemukan dalam diskusi tersebut.
6. Siswa mampu merumuskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kelompok lainnya dalam diskusi tersebut.

C. Pembentukkan sikap dan perilaku :
1. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku baik dalam berdiskusi dan bekerja kelompok.
2. Siswa dapat berdiskusi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Kegiatan akhir.
A. Repleksi :
1. Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pokok pelajaran
2. Guru memberikan kesimpulan tentang hasil diskusi yang dilaksanakannya

B. Penilaian :
E. Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tertulis Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui berbagai masalah yang terjadi di dalam pelajaran sejarah dengan cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya.

C. Penugasan :
F. Menugaskan masing-masing siswa untuk membuat rangkuman dari beberapa buku yang terkait dengan materi pelajaran yang dibacanya atau materi pokok pelajaran selanjutnya.


F. Sumber belajar :
Sumber :
1. Buku Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X, I Wayan Badrika, Penerbit Erlangga
2. Buku Sejarah Kebudayaan Indonesia Indonesia Jilid 1, R. Soekmono, Penerbit Kanisius.
3. Buku Sejarah Nasional Indonesia, Nugroho Notosusanto, dkk. Depdikbud.


G. Penilaian : Butir soal.

1. Apakah tujuan dilaksanakan periodisasi dalam sejarah ?
2. Apakah manfaat pembuatan kronologi dalam sejarah ?
3. Apakah yang dimaksud dengan kronik dalam sejarah ?
4. Apakah yang dimaksud dengan historiografi dalam sejarah ?








Mengetahui Cilacap, Juli 2010
Kepala SMA Yos Sudarso Cilacap Guru Mata Pelajaran







Drs. Albertus Suwandi Drs. Agustinus Purwanto
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Identitas :
Nama Sekolah : SMA Yos Sudarso
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas /Semester : X / 1
Pertemuan ke : 5
Alokasi Waktu : 1 X 45 Menit
Standar Kompetensi : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat
Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara.
Indikator : 1. Mengidentifikasi cara masyarakat mewariskan masa lalu.

B. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan :
1. Mengidentifikasi cara masyarakat mewariskan masa lalu.

C. Materi Ajar :
1. Tradisi sejarah pada masyarakat pra-aksara.

D. Metode Pembelajaran :
1. Kombinasi Metode Pembelajaran.

E. Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Kegiatan awal :
A. Apersepsi : Guru mengingatkan kepada siswa tentang materi pelajaran minggu
lalu. Guru juga menjelaskan kompetensi dasar dari materi pokok perlajaran yang
akan diajarkannya.

B. Motivasi :
memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang jejak-jejak masa lampau dan lebih aktif lagi untuk mencari sendiri serta dapat membandingkan materi tersebut antara buku yang satu dengan buku yang lainnya.

2. Kegiatan Inti :
A. Eksplorasi :
1. Guru menjelaskan materi pokok pelajaran tentang cara masyarakat mewariskan masa lalu.
2. Guru membentuk kelompok dan memberikan materi diskusi kepada setiap kelompok untuk didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing secara kooperative.
3. Kelompok mengemukakan hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.
4. Kelompok menyerahkan kepada guru hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.

B. Konsolidasi Pembelajaran :
1. Siswa mampu mengidentifikasi cara masyarakat mewariskan masa lalu.
2. Siswa mampu mengemukakan hasil diskusi serta mengemukakan pendapat-pendapat yang berhasil ditemukan dalam diskusi tersebut.
3. Siswa mampu merumuskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kelompok lainnya dalam diskusi tersebut.


C. Pembentukkan sikap dan perilaku :
1. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku baik dalam berdiskusi dan bekerja kelompok.
2. Siswa dapat berdiskusi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Kegiatan akhir.
A. Repleksi :
1. Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pokok pelajaran
2. Guru memberikan kesimpulan tentang hasil diskusi yang dilaksanakannya

B. Penilaian :
Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tertulis Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui berbagai masalah yang terjadi di dalam pelajaran sejarah dengan cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya.

C. Penugasan :
Menugaskan masing-masing siswa untuk membuat rangkuman dari beberapa buku yang terkait dengan materi pelajaran yang dibacanya atau materi pokok pelajaran selanjutnya.



F. Sumber belajar :
Sumber :
1. Buku Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X, I Wayan Badrika, Penerbit Erlangga
2. Buku Sejarah Kebudayaan Indonesia Indonesia Jilid 1, R. Soekmono, Penerbit Kanisius.
3. Buku Sejarah Nasional Indonesia, Nugroho Notosusanto, dkk. Depdikbud.

G. Penilaian : Butir soal.
1. Jelaskanlah cara-cara keluarga di dalam mewariskan masa lalu ?
2. Jelaskan cara-cara masyarakat di dalam mewariskan masa lalu ?
3. Mengapakah ceritera-ceritera rakyat merupakan salah satu cara untuk mewariskan masa lalu ?




Mengetahui Cilacap, Juli 2010
Kepala SMA Yos Sudarso Cilacap Guru Mata Pelajaran







Drs. Albertus Suwandi Drs. Agustinus Purwanto











Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Identitas
Nama Sekolah : SMA Yos Sudarso
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas /Semester : X / 1
Pertemuan ke : 6
Alokasi Waktu : 1 X 45 Menit
Standar Kompetensi : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat
Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara.

Indikator : 1. Mengidentifikasi tradisi sejarah pada masa pra aksara.

A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan :
Mengidentifikasi dan mendeskripsikan tradisi sejarah pada masa pra aksara.

B. Materi Ajar :
Jejak sejarah di dalam sejarah lisan dari berbagai daerah di Indonesia.

C. Metode Pembelajaran :
Kombinasi Metode Pembelajaran.

D. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Kegiatan awal :
A. Apersepsi :
Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran minggu lalu, serta menjelaskan kompetensi dasar dari materi pokok pelajaran yang akan diajarkan.
B. Motivasi :
Memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang tradisi sejarah pada masyarakat yang belum mengenal tulisan.

2. Kegiatan Inti :
A. Eksplorasi :
1. Guru menjelaskan materi pokok pelajaran tentang tradisi sejarah pada masyarakat pra aksara.
2. Guru membentuk kelompok dan memberikan materi diskusi kepada setiap kelompok untuk didiskusikan pada kelompoknya masing-masing secara kooperative.
3. Kelompok mengemukakan hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.
4. Kelompok menyerahkan kepada guru hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.

B. Konsolidasi Pembelajaran :
1. Siswa mampu mendeskripsikan tradisi sejarah masyarakat Indonesia pada masa pra aksara.
2. Siswa mampu mengemukakan hasil diskusi serta mengemukakan pendapat- pendapat yang berhasil ditemukan dalam diskusi tersebut.
3. Siswa mampu merumuskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kelompok lainnya dalam diskusi tersebut.

C. Pembentukkan sikap dan perilaku :
1. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku baik dalam berdiskusi dan bekerja kelompok.
2. Siswa dapat berdiskusi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Kegiatan akhir.
A. Repleksi :
1. Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pokok pelajaran
2. Guru memberikan kesimpulan tentang hasil diskusi yang dilaksanakannya

B. Penilaian :
Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tertulis Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui berbagai masalah yang terjadi di dalam pelajaran sejarah dengan cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya.

C. Penugasan :
Menugaskan masing-masing siswa untuk membuat rangkuman dari beberapa buku yang terkait dengan materi pelajaran yang dibacanya atau materi pokok pelajaran selanjutnya.



F. Sumber belajar :
Sumber :
1. Buku Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X, I Wayan Badrika, Penerbit Erlangga
2. Buku Sejarah Kebudayaan Indonesia Indonesia Jilid 1, R. Soekmono, Penerbit Kanisius.
3. Buku Sejarah Nasional Indonesia, Nugroho Notosusanto, dkk. Depdikbud.

G. Penilaian : Butir soal.
1. Jelaskanlah tradisi sejarah pada masyarakat pra aksara dengan tari-tarian daerah ?
2. Jelaskanlah tradisi sejarah pada masyarakat pra aksara dengan upacara daerah ?
3. Jelaskanlah tradisi sejarah pada masyarakat pra aksara dengan lagu-lagu daerah ?
4. Jelaskanlah tradisi sejarah pada masyarakat pra aksara dengan alat-alat ?







Mengetahui Cilacap, Juli 2010
Kepala SMA Yos Sudarso Cilacap Guru Mata Pelajaran







Drs. Albertus Suwandi Drs. Agustinus Purwanto







Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Identitas :
Nama Sekolah : SMA Yos Sudarso
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas /Semester : X / 1
Pertemuan ke : 7
Alokasi Waktu : 1 X 45 Menit
Standar Kompetensi : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat
Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara.
Indikator : 1. Mendeskripsikan definisi folklore.
2. Mendeskripsikan definisi mitologi.

B. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan :
1. Mendeskripsikan jejak sejarah lisan melalui folklore.
2. Mendeskripsikan jejak sejarah lisan melalui mitologi.
3. Mendeskripsikan jejak sejarah lisan melalui dongeng.
4. Mendeskripsikan jejak sejarah lisan melalui legenda.

C. Materi Ajar :
Jejak sejarah di dalam sejarah lisan dari berbagai daerah di Indonesia.

D. Metode Pembelajaran :
Kombinasi Metode Pembelajaran.

E. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal :
A. Apersepsi :
Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran minggu lalu, serta menjelaskan kompetensi dasar dari materi pokok pelajaran yang akan diajarkan.

B. Motivasi :
Memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang tradisi sejarah pada masyarakat yang belum mengenal tulisan.

2. Kegiatan Inti :
A. Eksplorasi :
1. Guru menjelaskan materi pokok pelajaran tentang jejak-jejak sejarah melalui folklore, mitologi, dongeng, legenda.
2. Guru membentuk kelompok dan memberikan materi diskusi kepada setiap kelompok untuk didiskusikan pada kelompoknya masing-masing secara kooperative.
3. Kelompok mengemukakan hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.
4. Kelompok menyerahkan kepada guru hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.

B. Konsolidasi Pembelajaran :
1. Siswa mampu mengidentifikasi jejak-jejak sejarah melalui folklore, mitologi, dongeng, legenda.
2. Siswa mampu mengemukakan hasil diskusi serta mengemukakan pendapat- pendapat yang berhasil ditemukan dalam diskusi tersebut.
3. Siswa mampu merumuskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kelompok lainnya dalam diskusi tersebut.

C. Pembentukkan sikap dan perilaku :
1. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku baik dalam berdiskusi dan bekerja kelompok.
2. Siswa dapat berdiskusi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Kegiatan akhir.
A. Repleksi :
1. Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pokok pelajaran
2. Guru memberikan kesimpulan tentang hasil diskusi yang dilaksanakannya

B. Penilaian :Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tertulis Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui berbagai masalah yang terjadi di dalam pelajaran sejarah dengan cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya.

C. Penugasan :Menugaskan masing-masing siswa untuk membuat rangkuman dari beberapa buku yang terkait dengan materi pelajaran yang dibacanya atau materi pokok pelajaran selanjutnya.


F. Sumber belajar :
Sumber :
1. Buku Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X, I Wayan Badrika, Penerbit Erlangga
2. Buku Sejarah Kebudayaan Indonesia Indonesia Jilid 1, R. Soekmono, Penerbit Kanisius.
3. Buku Sejarah Nasional Indonesia, Nugroho Notosusanto, dkk. Depdikbud.

G. Penilaian : Butir soal.
1. Apakah yang dimaksud dengan folklore ?
2. Apakah yang kalian ketahui tentang mitologi ?
3. Mengapakah dongeng dapat dijadikan sebagai bahan kajian sejarah ?
4. Sebutkan beberapa legenda yang kalian ketahui ?




Mengetahui Cilacap, Juli 2010
Kepala SMA Yos Sudarso Cilacap Guru Mata Pelajaran







Drs. Albertus Suwandi Drs. Agustinus Purwanto












Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Identitas :
Nama Sekolah : SMA Yos Sudarso
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas /Semester : X / 1
Pertemuan ke : 8
Alokasi Waktu : 1 X 45 Menit
Standar Kompetensi : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat
Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara.
Indikator : 1. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam sejarah lisan dari
berbagai daerah Indonesia dalam bentuk mitos.

B. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan :
1. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam sejarah lisan dari berbagai daerah Indonesia dalam bentuk folklore.
2. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam sejarah lisan dari berbagai daerah Indonesia dalam bentuk mitologi.
3. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam sejarah lisan dari berbagai daerah Indonesia dalam bentuk dongeng.
4. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam sejarah lisan dari berbagai daerah Indonesia dalam bentuk legenda.

C. Materi Ajar :
Jejak sejarah di dalam sejarah lisan dari berbagai daerah di Indonesia.

D. Metode Pembelajaran :
Kombinasi Metode Pembelajaran.

E. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Kegiatan awal :
A. Apersepsi :
Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran minggu lalu, serta menjelaskan kompetensi dasar dari materi pokok pelajaran yang akan diajarkan.

B. Motivasi :
memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang tradisi sejarah pada masyarakat yang belum mengenal tulisan.

2. Kegiatan Inti :
A. Eksplorasi :
1. Guru menjelaskan materi pokok pelajaran tentang jejak-jejak sejarah melalui folklore, mitologi, dongeng, legenda.
2. Guru membentuk kelompok dan memberikan materi diskusi kepada setiap kelompok untuk didiskusikan pada kelompoknya masing-masing secara kooperative.
3. Kelompok mengemukakan hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.
4. Kelompok menyerahkan kepada guru hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.

B. Konsolidasi Pembelajaran :
1. Siswa mampu mengklasifikasi jejak sejarah melalui folklore, mitologi, dongeng, legenda.
2. Siswa mampu mengemukakan hasil diskusi serta mengemukakan pendapat- pendapat yang berhasil ditemukan dalam diskusi tersebut.
3. Siswa mampu merumuskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kelompok lainnya dalam diskusi tersebut.

C. Pembentukkan sikap dan perilaku :
1. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku baik dalam berdiskusi dan bekerja kelompok.
2. Siswa dapat berdiskusi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Kegiatan akhir.
A. Repleksi :
1. Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pokok pelajaran
2. Guru memberikan kesimpulan tentang hasil diskusi yang dilaksanakannya

B. Penilaian :
Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tertulis Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui berbagai masalah yang terjadi di dalam pelajaran sejarah dengan cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya.

C. Penugasan :
Menugaskan masing-masing siswa untuk membuat rangkuman dari beberapa buku yang terkait dengan materi pelajaran yang dibacanya atau materi pokok pelajaran selanjutnya.



F. Sumber belajar :
Sumber :
1. Buku Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X, I Wayan Badrika, Penerbit Erlangga
2. Buku Sejarah Kebudayaan Indonesia Indonesia Jilid 1, R. Soekmono, Penerbit Kanisius.
3. Buku Sejarah Nasional Indonesia, Nugroho Notosusanto, dkk. Depdikbud.

G. Penilaian : Butir soal.
1. Sebutkanlah jenis-jenis folklore ?
2. Sebutkanlah beberapa judul mitologi yang kalian ketahui dari wilayah Indonesia ?
3. Apakah perbedaan antara dongeng dengan mitologi ?
4. Apakah yang kalian ketahui tentang legenda ?



Mengetahui Cilacap, Juli 2010
Kepala SMA Yos Sudarso Cilacap Guru Mata Pelajaran







Drs. Albertus Suwandi Drs. Agustinus Purwanto





Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Identitas :
Nama Sekolah : SMA Yos Sudarso
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas /Semester : X / 1
Pertemuan ke : 9
Alokasi Waktu : 1 X 45 Menit
Standar Kompetensi : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah.
Kompetensi Dasar : Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah.
Indikator : 1. Mendeskripsikan nilai, norma dan tradisi yang diwariskan
dalam mitologi Indonesia.

B. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan :
1. Mendeskripsikan nilai yang diwariskan dalam mitologi Indonesia.
2. Mendeskripsikan norma yang diwariskan dalam mitologi Indonesia.
3. Mendeskripsikan tradisi yang diwariskan dalam mitologi Indonesia.

C. Materi Ajar :
Nilai, norma dan tradisi yang diwariskan di dalam sejarah lisan Indonesia.

D. Metode Pembelajaran :
Kombinasi Metode Pembelajaran.

E. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal :
A. Apersepsi :
Guru mengingat kepada siswa tentang pelajaran minggu lalu dan memberikan pengarahan tentang pelajaran sejarah yang akan dipelajarinya. Guru juga menjelaskan kompetensi dasar dari materi pokok perlajaran yang akan diajarkannya.

B. Motivasi :
Memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang tradisi sejarah pada masyarakat yang sudah mengenal tulisan.dan lebih aktif untuk mencari sendiri serta dapat membandingkan materi tersebut antara buku yang satu dengan buku yang lainnya.

2. Kegiatan Inti :
A. Eksplorasi :
1. Guru menjelaskan materi pokok pelajaran tentang nilai, norma dan tradisi yang diwariskan di dalam sejarah lisan Indonesia.
2. Guru membentuk kelompok dan memberikan materi diskusi kepada setiap kelompok untuk didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing secara kooperative.
3. Kelompok mengemukakan hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.
4. Kelompok menyerahkan kepada guru hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.

B. Konsolidasi Pembelajaran :
1. Siswa mampu mendeskripsikan nilai, norma dan tradisi yang diwariskan dalam sejarah lisan Indonesia.
2. Siswa mampu mengemukakan hasil diskusi serta mengemukakan pendapat-pendapat yang berhasil ditemukan dalam diskusi tersebut.
3. Siswa mampu merumuskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kelompok lainnya dalam diskusi tersebut.


D. Pembentukkan sikap dan perilaku :
1. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku baik dalam berdiskusi dan bekerja kelompok.
2. Siswa dapat berdiskusi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Kegiatan akhir.
A. Repleksi :
1. Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pokok pelajaran
2. Guru memberikan kesimpulan tentang hasil diskusi yang dilaksanakannya

B. Penilaian :
Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tertulis Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui berbagai masalah yang terjadi di dalam pelajaran sejarah dengan cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya.

C. Penugasan :
Menugaskan masing-masing siswa untuk membuat rangkuman dari beberapa buku yang terkait dengan materi pelajaran yang dibacanya atau materi pokok pelajaran selanjutnya.


F. Sumber belajar :
Sumber :
1. Buku Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X, I Wayan Badrika, Penerbit Erlangga
2. Buku Sejarah Kebudayaan Indonesia Indonesia Jilid 1, R. Soekmono, Penerbit Kanisius.
3. Buku Sejarah Nasional Indonesia, Nugroho Notosusanto, dkk. Depdikbud.

G. Penilaian : Butir soal.
1. Jelaskanlah dan berilah contoh-contoh nilai yang diwariskan di dalam sejarah lisan Indonesia ?
2. Jelaskan dan berilah contoh-contoh norma yang diwariskan di dalam sejarah lisan Indonesia ?
3. Jelaskan dan berilah contoh-contoh tradisi yang diwariskan di dalam sejarah lisan Indonesia ?




Mengetahui Cilacap, Juli 2010
Kepala SMA Yos Sudarso Cilacap Guru Mata Pelajaran







Drs. Albertus Suwandi Drs. Agustinus Purwanto



Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Identitas :
Nama Sekolah : SMA Yos Sudarso
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas /Semester : X / 1
Pertemuan ke : 10
Alokasi Waktu : 1 X 45 Menit
Standar Kompetensi : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat
Indonesia masa pra aksara dan masa aksara.
Indikator : 1. Mengidentifikasi cara masyarakat pada masa aksara
mewariskan masa lalu melalui tutur.
2. Mengidentifikasi cara masyarakat pada masa aksara
mewariskann masa lalu melalui tulisan.

B. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan :
1. Mengidentifikasi cara masyarakat pada masa aksara mewariskan masa lalu melalui tutur.
2. Mengidentifikasi cara masyarakat pada masa aksara mewariskan masa lalu melalui tulisan.

C. Materi Ajar :
Tradisi sejarah masyarakat pada masa aksara.

D. Metode Pembelajaran :
Kombinasi Metode Pembelajaran.

E. Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Kegiatan awal :
A. Apersepsi :
Guru mengingat kepada siswa tentang pelajaran minggu lalu dan memberikan pengarahan tentang pelajaran sejarah yang akan dipelajarinya. Guru juga menjelaskan kompetensi dasar dari materi pokok perlajaran yang akan diajarkannya.

B. Motivasi :
memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang tradisi sejarah pada masyarakat yang sudah mengenal tulisan.dan lebih aktif untuk mencari sendiri serta dapat membandingkan materi tersebut antara buku yang satu dengan buku yang lainnya.

2. Kegiatan Inti :
A. Eksplorasi :
1. Guru menjelaskan materi pokok pelajara tentang tradisi sejarah masyarakat pada masa aksara.
2. Guru membentuk kelompok dan memberikan materi diskusi kepada setiap kelompok untuk didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing secara kooperative.
3. Kelompok mengemukakan hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.
4. Kelompok menyerahkan kepada guru hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.

B. Konsolidasi Pembelajaran :
1. Siswa mampu mengidentifikasi tradisi sejarah masyarakat pada masa aksara.
2. Siswa mampu mengemukakan hasil diskusi serta mengemukakan pendapat-pendapat yang berhasil ditemukan dalam diskusi tersebut.
3. Siswa mampu merumuskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kelompok lainnya dalam diskusi tersebut.

C. Pembentukkan sikap dan perilaku :
1. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku baik dalam berdiskusi dan bekerja kelompok.
2. Siswa dapat berdiskusi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Kegiatan akhir.
A. Refleksi :
1. Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pokok pelajaran
2. Guru memberikan kesimpulan tentang hasil diskusi yang dilaksanakannya

B. Penilaian :Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tertulis Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui berbagai masalah yang terjadi di dalam pelajaran sejarah dengan cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya.

C. Penugasan :Menugaskan masing-masing siswa untuk membuat rangkuman dari beberapa buku yang terkait dengan materi pelajaran yang dibacanya atau materi pokok pelajaran selanjutnya.



F. Sumber belajar :
Sumber :
1. Buku Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X, I Wayan Badrika, Penerbit Erlangga
2. Buku Sejarah Kebudayaan Indonesia Indonesia Jilid 1, R. Soekmono, Penerbit Kanisius.
3. Buku Sejarah Nasional Indonesia, Nugroho Notosusanto, dkk. Depdikbud.

G. Penilaian : Butir soal.
1. Bagaimanakah cara masyarakat mewariskan masa lalu melalui tutur ?
2. Bagaimanakah cara masyarakat mewariskan masa lalu melalui tulisan ?




Mengetahui Cilacap, Juli 2010
Kepala SMA Yos Sudarso Cilacap Guru Mata Pelajaran







Drs. Albertus Suwandi Drs. Agustinus Purwanto








Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Identitas :
Nama Sekolah : SMA Yos Sudarso
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas /Semester : X / 1
Pertemuan ke : 11
Alokasi Waktu : 1 X 45 Menit
Standar Kompetensi : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah.
Kompetensi Dasar : Menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah.
Indikator : 1. Menjelaskan tentang prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah.

B. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan siswa mampu :
1. Mendeskripsikan tahap-tahap penelitian sejarah.
2. Mendeskripsikan heuristic dalam sejarah.
3. Mendeskripsikan verifikasi dalam sejarah.
4. Mendeskripsikan interpretasi dalam sejarah
5. Mendeskripsikan sumber-sumber sejarah.

C. Materi Ajar :
Prinsip sebab-akibat dalam kajian sejarah

D. Metode Pembelajaran :
Kombinasi Metode Pembelajaran.

E. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Kegiatan awal :
A. Apersepsi :
Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran minggu lalu, serta menjelaskan kompetensi dasar dari materi pokok pelajaran yang akan diajarkan.
B. Motivasi :
Memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang Kehidupan awal masyarakat di kepulauan Indonesia.

2. Kegiatan Inti :
A. Eksplorasi :
1. Guru menjelaskan materi pokok pelajaran tentang prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah.
2. Guru membentuk kelompok dan memberikan materi diskusi kepada setiap kelompok untuk didiskusikan pada kelompoknya masing-masing secara kooperative.
3. Kelompok mengemukakan hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.
4. Kelompok menyerahkan kepada guru hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.

B. Konsolidasi Pembelajaran :
1. Siswa mampu menganalisis tentang prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah.
2. Siswa mampu mengemukakan hasil diskusi serta mengemukakan pendapat-pendapat yang berhasil ditemukan dalam diskusi tersebut.
3. Siswa mampu merumuskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kelompok lainnya dalam diskusi tersebut.

C. Pembentukkan sikap dan perilaku :
1. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku baik dalam berdiskusi dan bekerja kelompok.
2. Siswa dapat berdiskusi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Kegiatan akhir.
A. Refleksi :
1. Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pokok pelajaran
2. Guru memberikan kesimpulan tentang hasil diskusi yang dilaksanakannya

B. Penilaian :
Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tertulis Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui berbagai masalah yang terjadi di dalam pelajaran sejarah dengan cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya.

C. Penugasan :
Menugaskan masing-masing siswa untuk membuat rangkuman dari beberapa buku yang terkait dengan materi pelajaran yang dibacanya atau materi pokok pelajaran selanjutnya.


F. Sumber belajar :
Sumber :
1. Buku Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X, I Wayan Badrika, Penerbit Erlangga
2. Buku Sejarah Kebudayaan Indonesia Indonesia Jilid 1, R. Soekmono, Penerbit Kanisius.
3. Buku Sejarah Nasional Indonesia, Nugroho Notosusanto, dkk. Depdikbud.

G. Penilaian : Butir soal.
1. Jelaskanlah tahap-tahap penelitian sejarah ?
2. Apakah yang dimaksud dengan heuristik dalam sejarah ?.
3. Apakah yang dimaksud dengan verifikasi dalam sejarah ?.
4. Apakah yang dimaksud dengan interpretasi dalam sejarah ?.
5. Sebutkanlah sumber-sumber sejarah yang menjadi bukti suatu peristiwa bersejarah ?.



Mengetahui Cilacap, Juli 2010
Kepala SMA Yos Sudarso Cilacap Guru Mata Pelajaran







Drs. Albertus Suwandi Drs. Agustinus Purwanto












Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Identitas
Nama Sekolah : SMA Yos Sudarso
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas /Semester : X / 1
Pertemuan ke : 12
Alokasi Waktu : 1 X 45 Menit
Standar Kompetensi : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah.
Kompetensi Dasar : Menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah.
Indikator : 1. Menerapkan prinsip sebab-akibat dalam penelitian sejarah
lisan.

B. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan siswa mampu :
Menerapkan prinsip sebab-akibat dalam penelitian sejarah lisan.

II. Materi Ajar :
Prinsip sebab-akibat dalam kajian sejarah.

III. Metode Pembelajaran :
Kombinasi Metode Pembelajaran.

IV. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Kegiatan awal :
A. Apersepsi :
Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran minggu lalu, serta menjelaskan kompetensi dasar dari materi pokok pelajaran yang akan diajarkan.
B. Motivasi :
Memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang Kehidupan awal masyarakat di kepulauan Indonesia.

2. Kegiatan Inti :
A. Eksplorasi :
1. Guru menjelaskan materi pokok pelajaran tentang prinsip sebab-akibat dalam penelitian sejarah lisan.
2. Guru membentuk kelompok dan memberikan materi diskusi kepada setiap kelompok untuk didiskusikan pada kelompoknya masing-masing secara kooperative.
3. Kelompok mengemukakan hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.
4. Kelompok menyerahkan kepada guru hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.

B. Konsolidasi Pembelajaran :
1. Siswa mampu menerapkan prinsi-prinsip sebab akibat dalam penelitian sejarah lisan.
2. Siswa mampu mengemukakan hasil diskusi serta mengemukakan pendapat-pendapat yang berhasil ditemukan dalam diskusi tersebut.
3. Siswa mampu merumuskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kelompok lainnya dalam diskusi tersebut.

C. Pembentukkan sikap dan perilaku :
1. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku baik dalam berdiskusi dan bekerja kelompok.
2. Siswa dapat berdiskusi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Kegiatan akhir.
A. Refleksi :
1. Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pokok pelajaran
2. Guru memberikan kesimpulan tentang hasil diskusi yang dilaksanakannya

B. Penilaian :
Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tertulis Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui berbagai masalah yang terjadi di dalam pelajaran sejarah dengan cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya.

C. Penugasan :
Menugaskan masing-masing siswa untuk membuat rangkuman dari beberapa buku yang terkait dengan materi pelajaran yang dibacanya atau materi pokok pelajaran selanjutnya.


F. Sumber belajar :
Sumber :
1. Buku Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X, I Wayan Badrika, Penerbit Erlangga
2. Buku Sejarah Kebudayaan Indonesia Indonesia Jilid 1, R. Soekmono, Penerbit Kanisius.
3. Buku Sejarah Nasional Indonesia, Nugroho Notosusanto, dkk. Depdikbud.

G. Penilaian : Butir soal.
1. Jelaskanlah prinsip sebab akibat dalam penelitian sejarah ?
2. Jelaskan sebab-sebab dilakukan penelitian sejarah ?
3. Apakah akibat dari dari penelitian sejarah ?



Mengetahui, Cilacap, Juli 2010
Kepala SMA Yos Sudarso Cilacap Guru Mata Pelajaran,







Drs. Albertus Suwandi Drs. Agustinus Purwanto.

















Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Sekolah : SMA Yos Sudarso
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas /Semester : X / 1
Pertemuan ke : 13
Alokasi Waktu : 1 X 45 Menit
Standar Kompetensi : Memahami prinsip dasar ilmu sejarah.
Kompetensi Dasar : Menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah.
Indikator : 1. Menerapkan prinsip kronologis dalam penelitian sejarah

I. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan siswa mampu :
1. Menerapkan prinsip kronologi dalam penelitian sejarah
2. Menjelaskan prinsip kronologi sangat diperlukan dalam penelitian sejarah.

II. Materi Ajar :
Prinsip kronologis dalam kajian sejarah.

III. Metode Pembelajaran :
Kombinasi Metode Pembelajaran.

IV. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Kegiatan awal :
A. Apersepsi :
Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran minggu lalu, serta menjelaskan kompetensi dasar dari materi pokok pelajaran yang akan diajarkan.
B. Motivasi :
Memberikan dorongan kepada siswa agar dapat memahami lebih luas lagi tentang Kehidupan awal masyarakat di kepulauan Indonesia.

2. Kegiatan Inti :
A. Eksplorasi :
1. Guru menjelaskan materi pokok pelajaran tentang prinsip kronologi dalam penelitian sejarah.
2. Guru membentuk kelompok dan memberikan materi diskusi kepada setiap kelompok untuk didiskusikan pada kelompoknya masing-masing secara kooperative.
3. Kelompok mengemukakan hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.
4. Kelompok menyerahkan kepada guru hasil diskusi dilengkapi dengan kesimpulan.

B. Konsolidasi Pembelajaran :
1. Siswa mampu menerapkan prinsip kronologis dalam penelitian sejarah.
2. Siswa mampu mengemukakan hasil diskusi serta mengemukakan pendapat-pendapat yang berhasil ditemukan dalam diskusi tersebut.
3. Siswa mampu merumuskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kelompok lainnya dalam diskusi tersebut.

C. Pembentukkan sikap dan perilaku :
1. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku baik dalam berdiskusi dan bekerja kelompok.
2. Siswa dapat berdiskusi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Kegiatan akhir.
A. Refleksi :
1. Guru memberikan kesimpulan tentang penjelasan materi pokok pelajaran
2. Guru memberikan kesimpulan tentang hasil diskusi yang dilaksanakannya

B. Penilaian :
Kognitif yaitu melalui pertanyaan lisan maupun tertulis Afektif yaitu melalui keseriusan siswa untuk mengetahui berbagai masalah yang terjadi di dalam pelajaran sejarah dengan cara bertanya tentang materi yang belum jelas dipahaminya.

C. Penugasan :
Menugaskan masing-masing siswa untuk membuat rangkuman dari beberapa buku yang terkait dengan materi pelajaran yang dibacanya atau materi pokok pelajaran selanjutnya.


F. Sumber belajar :
Sumber :
1. Buku Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X, I Wayan Badrika, Penerbit Erlangga
2. Buku Sejarah Kebudayaan Indonesia Indonesia Jilid 1, R. Soekmono, Penerbit Kanisius.
3. Buku Sejarah Nasional Indonesia, Nugroho Notosusanto, dkk. Depdikbud.

G. Penilaian : Butir soal.
1. Mengapa prinsip kronologi sangat diperlukan dalam penelitian sejarah ? jelaskan
2. Apakah akibat dari dari penelitian sejarah ?




Mengetahui, Cilacap, Juli 2010
Kepala SMA Yos Sudarso Cilacap Guru Mata Pelajaran,







Drs. Albertus Suwandi Drs. Agustinus Purwanto.